Mohon tunggu...
imroatul hamidah
imroatul hamidah Mohon Tunggu... Desainer - saat ini saya bekerja sebagai freelancer

saya adalah seorang freelancer yang sangat menyukai membaca. saya menyukai ide-ide dan hal baru untuk dipelajari.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ambisi yang Menghancurkan

27 Januari 2023   11:30 Diperbarui: 27 Januari 2023   12:02 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namaku Alya. Aku siswi kelas XI di salah satu SMA terkenal di Kota Malang. Di sekolah aku selalu mendapat rangking terbaik dari seluruh murid seangkatanku. Sejak kecil mama ku selalu menuntutku untuk mendapat nilai yang sempurna, dan harus jadi yang terbaik. Segala cara dilakukan mama agar aku bisa selalu nomor 1. Mulai dari mengikuti les privat dengan 5 guru berbeda, hingga belajar terus menerus tanpa kenal waktu. Mama hanya memberiku waktu selama 2 jam untuk bersantai. Apalagi saat ujian tiba aku harus bangun jam 3 pagi setiap harinya untuk mengulang yang aku pelajari untuk ujian.

Hingga suatu hari saat ujian kenaikan kelas aku tiba-tiba sakit, mungkin karena aku belajar sampai larut malam hingga kondisi tubuhku drop. Aku tidak bisa fokus mengerjakan soal ujian dengan baik. Aku sangat khawatir. Aku takut nilaiku akan turun dan tidak bisa rangking 1 lagi. Dan tentu saja aku akan mendapat omelan mama.

Dan benar saja, apa yang aku takutkan terjadi. Nilaiku banyak yang turun dan aku tidak mendapat rangking 1 untuk pertama kalinya. Kejadian ini memicu amarah mamaku. Ia sangat marah besar padaku.

"Alya...kamu gimana sih, kok bisa nilaimu turun semua. Rangkingmu anjlok. Apa kamu gak serius belajarnya?"

"jawab alya...!" bentak mama Alya.

Alya hanya terdiam. Tak tahu harus bagaimana. Ia merasa dirinya serba salah.

"Mulai hari ini hp kamu mama sita. Dan kamu harus belajar lebih giat lagi. Mama juga akan mencarikanmu guru les baru biar kamu lebih semangat belajarnya. Dan mama akan menambah jam belajarmu."

"Kamu sudah membuat mama malu dan sedih Alya. Mama kecewa sama kamu"

Mama Alya terus mengomel tanpa memberi kesempatan Alya untuk menjelaskan.

"mama...tolong maafin Alya...Alya gak bermaksud ngecewain mama..."

"waktu itu Alya sedang sakit, sehingga Alya tidak bisa fokus mengerjakan soal ujian dengan baik. Alya sudah berusaha semaksimal mungkin ma..." terang Alya, berusaha meredakan amarah mamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun