Mohon tunggu...
imran thahir
imran thahir Mohon Tunggu... Dosen -

Let say for justice and fairness

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok dan Deparpolisasi Phobia

11 Maret 2016   19:56 Diperbarui: 13 Maret 2016   09:47 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi pendukung setia Ahok, performa politik ini makin menggairahkan dan nafsu politik mereka kian kokoh. Teman Ahok, relawannya, terang-terangan menabuh genderang perang versus si "banteng iblis". Eh rupanya, peluru politik mereka langsung kena ke jantung kekuasaan. Elit PDIP murka ditantang oleh anak bawang yang masih bau kencur untuk urusan tetek bengek kekuasaan. Sang jawara pastilah tidak senang.

Ibarat kata, Ahok bisa dilihat bagai "anak macan". Kecil-kecilnya, manis, lucu dan menggemaskan. Tapi kini, setelah agak dewasa, taring dan cakarnya serta aumannya makin menakutkan. Induk semangnya pun sdh mulai tahu diri. Anak macan itu bukan yang dulu lagi. Sadar sesadar sadarnya, rupanya ada ancaman serius di rumah sendiri.

Episode pemilukada DKI masih berdurasi panjang. Pemunggungan dan ditampiknya parpol bisa saja hanya sementara saja, dan bukanlah gejala deparpolisasi. Isu ini tampaknya hanya sekedar menggelitik saja, mencolek siapa saja yang memerhati politik dan demokrasi.

Ketakutan atas peminggiran parpol tidak cukup beralasan hanya karena parpol tertentu ditampik oleh seorang bakal calon gubernur. Bisajadi, perihal tersebut justeru semakin memicu kinerja partai politik sebagai pilar demokrasi. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun