Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dari Persaingan ke Kolaborasi: Menakar Peluang Ahok dan Anies Dapatkah Bersatu di Pilkada DKI 2024?

14 Mei 2024   03:40 Diperbarui: 14 Mei 2024   04:10 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

DARI PERSAINGAN KE KOLABORASI : MENAKAR PELUANG AHOK DAN ANIES DAPATKAH BERSATU DI PILKADA DKI 2024?

*Oleh : Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Pilkada DKI Jakarta 2024 menjanjikan sebuah pertarungan politik yang menarik dan menentukan bagi masa depan ibu kota Indonesia ini. Setelah perjalanan politik yang berliku sejak pemilihan sebelumnya, warga Jakarta kembali dihadapkan pada isu pencalonan antara dua figur yang sudah tak asing lagi yakni Basuki T. Purnama, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ahok, mantan Gubernur DKI yang kontroversial, dan Anies Baswedan, tokoh pendidikan yang menggantikan posisi Ahok pada pemilihan sebelumnya.

Kedua tokoh ini, dengan latar belakang dan visi yang berbeda, menjadi sorotan utama dalam dinamika politik di Jakarta. Namun, Pilkada DKI 2024 juga memberikan harapan baru. Apakah Ahok dan Anies dapat mengubah persaingan menjadi kolaborasi, menghasilkan sebuah kekuatan yang menggabungkan ideologi dan kebijakan mereka untuk kebaikan Jakarta? Dalam tulisan ini, kita akan menyelidiki peluang dan tantangan di balik potensi kolaborasi antara dua figur yang sangat berpengaruh ini.

Mengenal Gaya Kepemimpinan Ahok dan Anies 

Ahok dan Anies merupakan dua sosok tokoh yang menjadi fokus perhatian dalam Pilkada DKI Jakarta 2024, memiliki latar belakang dan karier yang berbeda namun sama-sama mencolok. Ahok, atau Basuki Tjahaja Purnama, adalah sosok yang dikenal karena kepemimpinannya yang tegas dan reformis. Sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahok kemudian mengambil alih posisi Gubernur ketika Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden pada tahun 2014. Kepemimpinan Ahok dikenal karena ketegasannya dalam menegakkan aturan dan memperbaiki infrastruktur kota, namun juga mendapat sorotan tajam atas sikapnya yang kontroversial.


Di sisi lain, Anies Baswedan adalah figur yang lebih dikenal dalam bidang pendidikan. Sebelum terjun ke dunia politik, Anies telah membangun reputasi sebagai intelektual dan akademisi. Ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebelum kemudian terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta. Anies dengan retorikanya yang kuat tentang keadilan sosial dan pendidikan, serta visi pengembangan Jakarta yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat.

Keduanya memiliki visi dan program unggulan yang berbeda. Ahok lebih mengedepankan pembangunan infrastruktur dan tata kelola kota yang efisien, sementara Anies menekankan pada program-program sosial dan pemberdayaan masyarakat. Namun, dengan latar belakang yang kuat di bidang kepemimpinan masing-masing, Ahok dan Anies menjadi dua figur yang menarik untuk diperbandingkan dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.

Perbedaan pendekatan dan gaya kepemimpinan antara Ahok dan Anies mencerminkan perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka. Ahok dikenal karena kepemimpinannya yang tegas dan pragmatis. Dia cenderung mengambil keputusan dengan cepat dan berani dalam menegakkan aturan, terutama dalam hal penataan kota dan peningkatan infrastruktur. Gaya kepemimpinan Ahok didasarkan pada data dan analisis yang kuat, seringkali menimbulkan kontroversi namun juga menghasilkan perubahan yang signifikan.

Di sisi lain, Anies lebih dikenal dengan pendekatannya yang lebih emosional dan retoris. Dia sering menggunakan bahasa yang kuat dan inspiratif dalam menyampaikan visi dan ide-idenya. Gaya kepemimpinan Anies lebih terfokus pada aspek sosial dan kemanusiaan, dengan menekankan pada keadilan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Pendekatan Anies seringkali menarik perhatian publik dan membangkitkan semangat, namun juga mendapat kritik karena dianggap kurang konkret dalam implementasinya.

Perbedaan dalam pendekatan dan gaya kepemimpinan ini juga tercermin dalam kebijakan dan program yang mereka usung. Ahok lebih cenderung pada pembangunan fisik dan penerapan aturan, sementara Anies lebih fokus pada program-program sosial dan pendidikan. Namun demikian, kedua pendekatan ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, yang akan menjadi pertimbangan penting dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun