"Saat lilinnya mati, aku sedang bersiap untuk membelah dadanya. Namun sayang, aku kemudian berubah menjadi manusia. Hanya dalam dua detik. Aku terjatuh di pelukan Satrio yang sedang tertidur pulas. Di saat yang bersamaan, istrinya membuka pintu. Dari kamar kecil sepertinya, dia kaget melihatku berpelukan dengan Satrio" Resti tersenyum kecil. Bibirnya yang tipis memamerkan ekspresi kepuasan.
"Saat lampu dinyalakan aku melihat istri Satrio menjerit. Satrio masih belum sadar jika aku berada di atas tubuhnya. Aku tahu tubuhku lebih baik dan lebih bagus dari tubuh istrinya yang gendut itu. Perempuan itu menangis, ke luar kamar. Satrio masih kaget melihatku ada di sana" Resti menyulut batang rokoknya, membiarkan aku yang masih terheran heran.
"Saat itu juga, istri Satrio minta cerai. Tugasku selesai"
Resti tertawa, semesta ada di genggamannya.
***
Malang
16.06 Wednesday 23 Jan 2019