Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Guru Juga Manusia

18 November 2022   22:55 Diperbarui: 18 November 2022   23:21 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Guru bergerak menggerakkan

Menjadi guru adalah panggilan hati

Menjadi guru adalah pengabdian

Kalimat-kalimat tersebut santer menjadi label untuk profesi guru.

Ketika saya masih duduk dibangku sekolah dasar, saya pernah bercita-cita untuk menjadi guru. Saya sangat menyukai saat guru saya dengan sabarnya mengajar siswa dan menjawab setiap pertanyaan dari anak didiknya hingga akhirnya kami menjadi anak yang berpengetahuan dan berbudi pekerti yang baik. 

Atas dasar keinginan semasa kecil itulah setelah habis kontrak dari salah satu perusahaan saya memutuskan untuk bekerja di sekolah. Saya menjalani pekerjaan dilingkungan sekolah dengan senang hati. Begitu waktu gajian tiba, akhirnya saya bisa bersimpati dengan kalimat 'menjadi guru adalah panggilan hati'. 

Bagaimana tidak? Nominal yang kecil dan sering diberikan tidak sesuai dengan waktunya (ngaret) benar-benar mencirikan kalimat itu. Bahkan, nominal honor yang saya dapat tidak mencukupi biaya semester yang bisa dicicil setiap bulan.

Hal yang membuat saya akhirnya menulis artikel ini didasari oleh rasa prihatin terhadap nasib murid didik dimasa depan.

Karena jumlah honor yang sangat kecil, kebanyakan guru lebih mementingkan untuk menjalani kegiatan lain dan memilih untuk izin mengajar. Hal ini merupakan hal yang bisa dimaklum namun tidak bisa dimaklum sekaligus. Bisa dimaklum karena guru juga memiliki kehidupan yang harus dinafkahi, tidak bisa maklum karena mengajar merupakan kewajibannya. 

Lantas bagaimana solusinya?

Negara Jepang, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab adalah beberapa negara yang menghargai pekerjaan guru. Mereka memberikan honor yang pantas dan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seorang guru sehingga guru bisa fokus mendidik tanpa harus memikirkan tuntutan hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun