v = f
Keterangan :Â
v = cepat rambat bunyi (m/s)Â
-
= panjang gelombang (m)
f = frekuensi bunyi (Hz)
Nada bass dengan frekuensi yang rendah memiliki panjang gelombang yang besar, sehingga bisa merambat lebih jauh dan dapat menembus dinding, inilah alasan kenapa suara sound horeg masih dapat terdengar meskipun dari jauh. Dalam konteks ini, fenomena resonansi sering terjadi ketika frekuensi suara yang dipancarkan sama dengan frekuensi alami suatu benda, dampaknya membuat kaca, dinding rumah, atau bahkan dada manusia ikut bergetar.
Selain itu dentuman suara dari beberapa sound system bisa saling berinteraksi sehingga menimbulkan interferensi yang dapat menyebabkan menambah (Contructive) atau melemahkan (Destructive) satu sama lain. Ditempat yang terbuka, fenomena ini bisa menciptakan zona bunyi yang keras dan zona bunyi yang lemah secara bergantian. Dampaknya kualitas suara bisa terasa tidak merata, dampaknya sebagian orang mendengar suara sangat keras dan sebagiannya lagi terdengar samar tergantun pada posisi pendengar terhadap sumber bunyi.
Sebagai salah satu bentuk hiburan di berbagai daerah, fenomena sound horeg sebaiknya dikendalikan agar tetap memperhatikan aspek fisika dan lingkungan. Berdasarkan prinsip gelombang bunyi, intensitas suara yang terlalu tinggi dapat menimbulkan getaran yang berlebihan hingga gangguan pada pendengaran manusia. Oleh karena itu, disarankan agar penggunaan sound system di ruang terbuka diatur dengan batasan intensitas tertentu. Selain itu, disarankan untuk memilih area yang tidak padat penduduk, melihat dampak yang sering terjadi, misalnya rusaknya bangunan, pecahnya kaca, hingga gangguan pendengaran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI