Mohon tunggu...
Iman kandias
Iman kandias Mohon Tunggu... Penulis - Dialektika tumbuh bersama tawa

Bersahabat tanpa kelas

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Sumber Daya Manusia Sektor Publik dan Industri 4.0

19 Oktober 2019   19:00 Diperbarui: 19 Oktober 2019   19:44 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini sering terdengar kalimat Revolusi industri 4.0 di media televisi, juga media sosial serta beberapa seminar dilakukan mulai di pemerintahan dan juga di kampus-kampus. 

Revolusi industri dikenal sebagai revolusinya teknologi, automatisisasi dan pemprosesan data secara elektronik (digitalisasi) akan mengubah tatanan hamper setiap industry, sistem produksi manajemen hingga sumber daya manusia. Dengan perkembangan digitalisasi di era 4.0 ini seluruh perangkat cerdas termasuk mesin produksi akan segera terkoneksi satu sama lain, seperti mesin computer yang terhubung satu sama lain didalam ruangan pekerjaan.

Teknologi yang modern dinilai akan memberikan dampak efisiensi dalam pekerjaan seperti didalam dunia pendidikan ruang belajar itu sekarang tidak hanya serta merta didalam ruangan kelas saja.

Akan tetapi didalam era 4.0 dunia pendidikan bias saja kita nikmati lewat dunia digital seperti melihatnya dari ''youtube'' media sosial yang sekarang lagi dinikmati masyarakat di seluruh dunia. Layanan digital tersebut sangat mdah diakses.

Bisa dari perangkat seluler, laptop, dan computer. Dalam hal ini dunia digitalisasi menjadi sebuah kenyataan bagi masyarakat  di seluruh dunia tanpa memandang negara maju ataupun negara terbelakang sekalipun.

Sumber Daya Manusia sektor publik dalam menyikapi 4.0 memiliki rasa antusias dan mencoba menikmati dunia digital tersebut. Mengenai hal tersebut saya mellihat ada 3 aspek  publik dalam menyikapinya yaitu:

1. Mencari konten pendidikan

Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Pengguna jenis konten pendidikan itu mencapai 124 juta pengguna Dalam era digitalisasi tersebut masyarakat yang super sibuk sekalipun mampu mencari sumber pengetahuannya lewat dunia digital sesuai dengan kebutuhannya pada saat itu juga seperti kita bisa saja mengakses media sosial seperti Instagram dengan memberikan pelayanan akses IGTV yang memiliki durasi sepuluh menit lebih untuk menonton tayangan sesuai kebutuhan masing masing ataupun media sosial lainnya yang memberikan konten video pendidikan.

Perkembangan di era 4.0 ini sudah gampang untuk menuntut ilmu, tidak mesti membayar uang kuliah/uang sekolah dan uang uang lainnya, cukup menunggah atau menontonnya via media sosial yang menyajikan konten-konten pendidikan sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing. Imovasi tersebut mampu mengubah cara manusia hidup untuk menikmati pendidikan setiap waktu mulai dari pagi siang hingga malam. Konten pendidikan ini juga diminati oleh masyarakat secara umum mulai dari remaja hingga orangta sesuai dengan apa yang dibutuhkan saat itu juga.

2. Youtuber

Dalam hal ini publik menyadari bahwa digitalisasi sangat digemari terkhusus masyarakat indoensia dengan berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memberikan keterangan bahwa 129,2 juta (96,8%) hal itu digunakan untuk mengakses media sosial. masyarakat yeng mengetahui bahwa pengguna internet dalam mengakses media sosial sebanyak 129,2 juta tersebut langsung mencari peluang untuk mencari rezeki. Seperti belakangan ini masyarakat berlomba-lomba untuk menjadi youtuber, memberikan konten kreator di media sosial yang bernama youtube tersebut. Seperti yang dilansir oleh https://ruanglaptop.com/berapa-penghasilan-youtuber/ gaji Atta Halilintar dari sebuah konten yang dibuatnya dan di ungguh ke youtube bisa mencapai 490jt perbulannya, hal ini dikarenakan banyak yang melihat konten tersebut dan mengsubscribe channel nya tersebut. Inovasi dari dunia digital tersebut dapat menciptakan lingkungan global yang mampu membawa miliaran orang masuk ke dalam ekonomi global. Media sosial seperti youtube ini dapat membawa kita mengakses produk dan layanan ke model pasar yang benar-benar baru sehingga semua orang mampu memiliki kesempatan untuk belajar dan menghasilkan dengan cara baru seperti konten saat ini digeluti oleh Atta Halilintar yang dijuluki king of youtube asia. Jika konten hiburan di media sosial tersebut juga dinikmati oleh masyarakat pada umumnya, hanya saja para generasi Z yang lebih sering mengakses konten-konten dari para youtuber.

3. Komersial/berdagang

Maraknya pengguna internet membuat sebagian masyarakat berinisiatif untuk berdagang lewat dunia digital. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memberikan keterangan bahwa pengguna internet konten komersial 123,5jt pengguna. Dunia virtual tersebut juga ternyata membuat para pengusaha kecil, menengah hingga elit ikut meramaikan di era 4.0 ini. Saat ini kita tidak bisa memungkirinya bahwa di era 4.0 ini membuat semuanya menjadi efisien, memanfaatkan waktu sedemikian lupa. Dahulu jika masyarakat ingin belanja harus dating ke toko dan melihat langsung bentuk produknya yang ingin dibelik, tentu hal ini akan memakan waktu yang banyak dan bisa menghabiskan waktu seharian di toko tersebut. Namun di era 4.0 publik memiliki pergeseran pandangan bahwa dunia digitalisasi dalam aspek komersial membuat lebih praktis, nyaman dan aman. Hal ini kita hanya melakukannya lewat perangkat seluler dengan waktu kapan saja dan dimana saja.

Inovasi di era 4.0 sendiri didorong oleh peningkatan teknologi dengan mengubah wajah dunia yang membawa masyarakat mau tidak mau mengikuti era modern saat ini. Kondisi ini menghasilkan volume dan ragam barang produksi pabrik yang lebih besar serta peningkatan standar hidup bagi banyak orang, terutama untuk kelas menengah dan atas. Peningkatan inovasi menyebabkan tingkat motivasi dan pendidikan juga menjadi lebih tinggi.

Revolusi industi keempat tentunya menawarkan kepada dunia bahwa revolusi ini hadir untuk mengubah tatanan global menjadi lebih praktis. Namun kehadiran revolusi 4.0 juga harus disikapi dari sisi negatifnya juga, sebagai antisipasi manusia adalah objek dan subjek dalam lingkungan. Manusia sebagai mahluk yang berperan untuk mengelola dan mewarat lingkungan serta mahluk yang memiliki tenaga yang dapat menggerakkan kehidupannya sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan tidak terlepas dari sifat rasional yang bertanggungjawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. Manusia mempunyai peran yang penting sebagai kontrol di era 4.0 bagaimana revolusi modern ini mampu mengubah tatanan masyarakat dunia global. Tentunya hakekat manusia sebagai mahluk rasional memiliki hubungan mendalam dengan teknologi. Bagaimanapun teknologi membantu manusia untuk menciptakan keadaan dunia saat ini dan harus harus mengembangkan teknologi dengan segala kehati-hatian.   

            Dengan demikian publik harus menyikapi revolusi 4.0 ini dengan bijak, sebagai contoh media sosial saat ini mampu menyatukan setiap orang, tidak terkecuali dari kalangan pejabat ataupun petani, tidak memandang suku dan ras. Kehadiran media sosial akan tetapinya juga dapat mengintensikan kesenjangan sosial yang membuat seseorang atau sekelompok orang terpengaruh dari penggna media sosial lainnya dengan menyebarkan harta kekayaannya dari segi pakaian ataupun barang barang mewah lainnya. Dalam keadaan ini juga memberikan kesempatan luas bagi para cyber-bullying dengan tujuan menggunakan media sosial hanya untuk ujaran kebencian (hate speech) dan juga penyebaran berita bohong (hoax). Dengan keadaan seperti itu para oknum akan lebih gampang ''mencuci otak'' agar dikonsumsi terus menerus dikalangan khayalak publik. Dalam hal ini publik harus bisa memutuskan aturan media sosial seperti apa yang ingin kita ciptakan dan menerima pesan-pesan yang ada di media sosial.

            Pada akhirnya apa yang diperlihatkan dari dunia perfilman seperti avengers, saat ini benar benar telah nyata. Gaya hidup yang digambarkan seperti Tony Stark (Iron Man) dan Jarvis (Just A Rather Very Intelegent System) sebagai asisten Iron Man, kini berada di dunia nyata yang dapat dirasakan publik saat ini. Dalam dunia nyata para milenials mungkin akan familiar dengan dengan SIRI di iPhone, Google Now di Android, atau Cortana di Microsoft Windows yang memiliki fungsi sama dengan JARVIS namun hanya dapat melakukan perintah sederhana, seperti menanyakan jam, cuaca hingga mematikan lampu kamar yang terkoneksi dengan perangkat SIRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun