Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Transformasi Sektor Publik akibat Perubahan Demografis

28 Maret 2024   14:30 Diperbarui: 28 Maret 2024   14:33 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Perubahan demografis yang besar sedang mengubah lanskap sektor publik di seluruh dunia. Dengan populasi global yang semakin menua dan Generasi Z yang semakin besar dalam angkatan kerja, serta adopsi pengaturan kerja hybrid dan jarak jauh yang semakin meningkat, sektor publik dihadapkan pada tuntutan baru yang mempengaruhi cara mereka menarik, mempertahankan, dan mengembangkan talenta di masa depan.

Populasi yang semakin tua, khususnya, menimbulkan tantangan baru dalam menyediakan layanan publik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Permintaan akan layanan kesehatan, perawatan jangka panjang, dan program pensiun diprediksi akan meningkat seiring dengan penuaan populasi. Oleh karena itu, sektor publik perlu mempersiapkan diri untuk menyediakan layanan yang sesuai dengan profil demografis yang berubah ini.

Di sisi lain, kehadiran Generasi Z dalam angkatan kerja membawa perubahan dalam preferensi kerja dan lingkungan kerja yang diinginkan. Generasi ini cenderung mencari fleksibilitas, inklusivitas, dan adopsi teknologi yang kuat dalam lingkungan kerja mereka. Oleh karena itu, sektor publik perlu menyesuaikan strategi pengelolaan talenta mereka agar tetap relevan bagi Gen Z.

Tidak hanya itu, meningkatnya keragaman angkatan kerja juga memerlukan pendekatan yang lebih inklusif dalam manajemen talenta. Dengan mewujudkan keberagaman dalam rekrutmen, promosi, dan pengembangan karyawan, sektor publik dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan representatif bagi masyarakat yang dilayani.

Dalam menghadapi tantangan demografi ini, McKinsey mengusulkan enam prioritas bagi sektor publik untuk membentuk agenda talentanya. Ini meliputi pengembangan Proposisi Nilai Karyawan (EVP= Employee Value Proposition) yang kuat, perencanaan strategis kebutuhan tenaga kerja di masa depan, pembangunan jalur karir yang dinamis, penguatan pendekatan keberagaman, inklusi, dan aksesibilitas (DIA), modernisasi model operasi, serta penerapan teknologi seperti AI (Artificial Intelligence), Generative AI, dan otomatisasi dalam manajemen talenta.

Agenda enam bagian yang disebutkan merupakan langkah-langkah yang sangat relevan untuk menarik dan mempertahankan pegawai sektor publik dalam konteks perubahan demografis yang sedang terjadi. Mari kita tinjau setiap bagian dari agenda tersebut:

  1. Pengembangan Proposisi Nilai Karyawan (EVP) yang Kuat: EVP yang kuat akan membantu menarik dan mempertahankan talenta yang berkualitas. Ini melibatkan penekanan pada nilai-nilai, kebijakan, dan manfaat yang ditawarkan oleh organisasi kepada pegawainya. Dengan membangun EVP yang menarik, sektor publik dapat menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan dan pengembangan karyawan.
  2. Perencanaan Strategis Kebutuhan Tenaga Kerja di Masa Depan: Melalui perencanaan strategis kebutuhan tenaga kerja, sektor publik dapat memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya manusia yang cukup dan berkualitas untuk memenuhi tuntutan layanan di masa depan. Ini melibatkan identifikasi tren demografis dan teknologi yang mempengaruhi kebutuhan tenaga kerja, serta mengembangkan strategi rekrutmen dan pengembangan yang sesuai.
  3. Membangun Jalur Karir yang Dinamis: Dengan membangun jalur karir yang dinamis, sektor publik dapat memberikan insentif bagi pegawai untuk berkembang dan meningkatkan keterlibatan mereka. Ini termasuk pembukaan peluang pengembangan karir, pelatihan lintas-fungsi, dan dukungan untuk pertumbuhan profesional.
  4. Pendekatan Keberagaman, Inklusi, dan Aksesibilitas (DIA) yang Lebih Kuat: Melalui pendekatan DIA yang lebih kuat, sektor publik dapat menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan ramah bagi semua individu. Ini melibatkan kebijakan dan praktik yang mendukung keberagaman dalam rekrutmen, promosi, dan pengembangan karyawan, serta memastikan aksesibilitas bagi individu dengan berbagai latar belakang dan kebutuhan.
  5. Memodernisasi Model Operasi: Memodernisasi model operasi sektor publik memungkinkan organisasi untuk menjadi lebih responsif dan efisien dalam pengelolaan sumber daya manusia. Ini melibatkan adopsi teknologi yang memungkinkan untuk pengelolaan data yang lebih baik, proses yang lebih otomatis, dan komunikasi yang lebih efektif di antara staf.
  6. Menerapkan AI, Generative AI, dan Otomatisasi dalam Manajemen Talenta: Penerapan teknologi seperti AI, Generative AI, dan otomatisasi dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam manajemen talenta. Ini termasuk penggunaan algoritma untuk proses rekrutmen yang lebih efektif, analisis data untuk identifikasi tren dalam kinerja karyawan, dan otomatisasi tugas-tugas administratif yang repetitif.

Penerapan model ini memang memerlukan komitmen dan kemampuan kepemimpinan yang kuat, serta keterlibatan karyawan dalam seluruh aspek transformasi. Dengan mengadopsi agenda ini, sektor publik dapat lebih siap menghadapi tantangan dan peluang yang dihadapinya dalam mengelola talenta di era demografi yang berubah.

Dengan mengikuti agenda tersebut, sektor publik dapat memanfaatkan potensi perubahan demografi untuk menciptakan lingkungan kerja yang responsif, efisien, dan inklusif. Ini akan memungkinkan mereka untuk tetap relevan dan efektif dalam menyediakan layanan yang diperlukan untuk masyarakat di era yang terus berubah ini.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun