Mohon tunggu...
Imam Uddin Hanief
Imam Uddin Hanief Mohon Tunggu... Hanya ingin berbagi melalui tulisan dan pengalaman

Traveler, Nulis sesukanya, bukan hobi tapi hanya berbagi, hanya sekedar manusia yang ingin lebih berkontribuasi untuk negeri

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Romantisme Malaka di Malam Hari

2 Oktober 2014   17:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:40 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_363287" align="aligncenter" width="300" caption="Dok. Pribadi, Kincir Air Kesultanan Melayu Malaka (3)"]

1412217353226134461
1412217353226134461
[/caption]

Setelah kincir air, perjalanan bisa dilanjutkan ke arah kanan dan sedikit keluar dari trek kayu. Bangunan merah menyala bisa dilihat dari kejauhan. Banyak lokasi yang bisa dikunjungi di tempat serba merah ini. Mulai dari The Stadhuys, gereja Malaka, balai seni lukis, menara jam dan yang paling fenomenal adalah Victoria fountain, yang terletak persis di tengah-tengah taman. Di siang hari, tempat ini sangat ramai oleh pengunjung maupun pedagang souvenir khas Malaka. Tapi saat malam, semua pedagang sudah hilang. Hanya kesunyian yang menemani dan egoisme bangunan serba merah yang berdiri tegak yang siap menjadi background foto.

[caption id="attachment_363289" align="aligncenter" width="300" caption="Dok. Pribadi, Balai Seni Lukis"]

1412217466901365118
1412217466901365118
[/caption]

[caption id="attachment_363290" align="aligncenter" width="300" caption="Dok. Pribadi, Menara Jam"]

14122175311443742361
14122175311443742361
[/caption]

[caption id="attachment_363291" align="aligncenter" width="300" caption="Dok. Pribadi, The Stadhuys"]

1412217615214396861
1412217615214396861
[/caption]

[caption id="attachment_363292" align="aligncenter" width="300" caption="Dok. Pribadi, Victoria Fountain"]

14122177231370299048
14122177231370299048
[/caption]

Sedikit menyebrang jalan dan langsung bisa dilihat sebuah kincir lagi, tapi bukan kincir air. Sebuah kincir angin berdiri tegak tepat sebelum jembatan menuju Jonker street. Sama seperti kincir air, unsur kayu dari kincir angin ditambah tanaman perdu di sekitarnya membuat suasana terasa berada di ladang besar.

[caption id="attachment_363294" align="aligncenter" width="300" caption="Dok. Pribadi, Kincir Angin (1)"]

14122180141370275641
14122180141370275641
[/caption]

[caption id="attachment_363297" align="aligncenter" width="300" caption="Dok. Pribadi, Kincir Angin (2)"]

1412218361365947075
1412218361365947075
[/caption]

Persis di belakang kincir angin terdapat sebuah jembatan yang mengarah ke Jonker street. Di jalan ini lah perjalanan malam menikmati Malaka berakhir. Setelah lelah berjalan dan mengunjungi beberapa lokasi, anda bisa mencari makan di sepanjang Jonker street. Banyak kedai dan restoran yang buka. Tapi bila anda muslim, saya sarankan lebih bisa memilih menunya karena banyak chinese food atau bisa juga mencoba makan di food court yang terletak di dekat Plaza Mahkota.

[caption id="attachment_363298" align="aligncenter" width="300" caption="Dok. Pribadi, Jembatan Sebelum Ke Jonker Street"]

14122185031529674911
14122185031529674911
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun