Mohon tunggu...
I Made Dwija Putra
I Made Dwija Putra Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

I'm a Journalist and SEO Content Writer with 3 years experience. Write about tech, lifestyle, education, games, automotive, blogging and gatget.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Privilege, Apa Itu dan Bagaimana Cara Mengenalkannya kepada Anak?

13 Maret 2023   14:33 Diperbarui: 16 Maret 2023   06:48 1799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga (Pexels.com/THADEO MOSQUEDA)

Privilege adalah hak istimewa yang dimiliki oleh beberapa orang berwenang, untuk melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang lain

Privilege bisa berasal dari kelas sosial, ras, jenis kelamin, agama, atau faktor lain yang membuat seseorang memiliki keuntungan dalam masyarakat

Privilege bisa mempengaruhi segala aspek kehidupan seseorang, seperti pendidikan, pekerjaan, kesehatan, keselamatan, dan kebebasan.

Mengenalkan privilege kepada anak adalah penting agar mereka bisa menyadari bahwa tidak semua orang memiliki kesempatan dan perlakuan yang sama dalam hidup. 

Dengan demikian, mereka bisa belajar untuk menghargai perbedaan dan keragaman, serta bersikap empati dan adil terhadap orang lain. Berikut adalah beberapa cara untuk mengenalkan privilege kepada anak:

1. Mulailah dari diri sendiri


Sebagai orang tua atau pengasuh anak, Anda harus mengakui privilege Anda sendiri dan bagaimana hal itu mempengaruhi hidup Anda. Misalnya, Anda bisa berkata:

"Aku beruntung karena aku bisa sekolah di universitas yang bagus dan mendapatkan pekerjaan yang aku suka. Tapi tidak semua orang punya kesempatan seperti itu." Atau, "Aku merasa aman ketika berjalan di jalan karena warna kulitku tidak membuatku dicurigai oleh polisi. Tapi ada orang-orang yang harus takut karena mereka sering diperlakukan tidak adil hanya karena warna kulitnya berbeda."

Dengan begitu, Anda bisa menjadi contoh bagi anak untuk menyadari privilege mereka sendiri.

2. Gunakan media sebagai alat pembelajaran

Anda bisa memilih buku-buku cerita, film-film animasi, atau acara-acara televisi yang menampilkan tokoh-tokoh dengan latar belakang yang beragam dan menghadapi tantangan-tantangan akibat kurangnya privilege.

Misalnya, Anda bisa menonton film "Coco" bersama anak dan membahas tentang budaya Meksiko dan bagaimana keluarga protagonis harus berjuang untuk mewujudkan mimpinya menjadi musisi.

Atau Anda bisa membaca buku "The Hate U Give" bersama anak remaja dan membahas tentang isu rasisme dan kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam di Amerika Serikat.

3. Ajak anak untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda dari mereka

Salah satu cara terbaik untuk memahami privilege adalah dengan melihat langsung kondisi hidup orang-orang yang kurang beruntung atau memiliki privilege lebih besar dari kita. 

Anda bisa mengajak anak untuk berkunjung ke panti asuhan atau panti jompo dan melihat bagaimana anak-anak yatim piatu atau lansia harus hidup tanpa keluarga atau dukungan finansial.

Atau Anda bisa mengajak anak untuk bergabung dengan komunitas-komunitas sosial yang melibatkan orang-orang dari berbagai ras, agama, atau orientasi seksual dan melihat bagaimana mereka saling menghormati dan bekerja sama untuk menciptakan perubahan positif.

Bagaimana respons Anak?

Setiap anak mungkin akan bereaksi secara berbeda ketika dikenalkan dengan konsep privilege.

Beberapa anak mungkin akan merasa bersalah, marah, atau bingung mengapa ada perbedaan perlakuan antara orang-orang. 

Beberapa anak mungkin akan merasa penasaran, tertarik, atau ingin tahu lebih banyak tentang budaya atau pengalaman orang lain. 

Beberapa anak mungkin akan merasa termotivasi, bersemangat atau terinspirasi untuk membantu orang-orang yang membutuhkan atau berjuang untuk hak-hak mereka.

Apa pun respons anak Anda, Anda harus mendengarkan dan menghargai perasaan mereka. Jangan menyalahkan atau memaksa mereka untuk merasa atau berpikir seperti yang Anda inginkan.

4. Ajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang bisa membantu mereka mengungkapkan dan memahami pendapat dan emosi mereka

Misalnya, "Apa yang kamu rasakan ketika melihat anak-anak di panti asuhan?" Atau, "Apa yang kamu pikirkan tentang cara polisi memperlakukan orang kulit hitam?"

Bagaimana Cara Anak Berinteraksi dengan Orang Lain?

Mengenalkan privilege kepada anak juga bisa membantu mereka berinteraksi dengan orang-orang yang kurang beruntung maupun yang memiliki privilege lebih besar dari mereka.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan oleh anak untuk bersikap baik dan adil terhadap orang lain:

1. Mengucapkan terima kasih dan menghargai apa yang mereka miliki

Anak-anak harus menyadari bahwa banyak hal dalam hidup mereka adalah hasil dari privilege mereka, bukan hanya usaha atau bakat mereka sendiri.

Misalnya, jika mereka bisa sekolah di tempat yang bagus, itu karena ada orang tua atau pemerintah yang membayar biayanya.

Jika mereka bisa makan enak setiap hari, itu karena ada petani atau pedagang yang menyediakan bahan makanannya.

Dengan mengucapkan terima kasih dan menghargai apa yang mereka miliki, anak-anak bisa menjadi lebih rendah hati dan tidak sombong.

2. Mendengarkan dan belajar dari orang-orang lain

Anak-anak harus mau mendengarkan dan belajar dari pengalaman atau pengetahuan orang lain, terutama yang berbeda dari latar belakang atau sudut pandang mereka.

Misalnya, jika mereka bertemu dengan teman sekelas yang berasal dari negara lain, mereka bisa bertanya tentang budaya atau bahasa negara tersebut. 

Jika mereka melihat seseorang menggunakan kursi roda atau tongkat pendengar, mereka bisa bertanya tentang kondisi kesehatan atau kebutuhan khusus orang tersebut.

Dengan mendengarkan dan belajar dari orang-orang lain, anak-anak bisa menjadi lebih terbuka dan toleran terhadap perbedaan dan keragaman.

3. Membantu dan mendukung orang lain

Anak-anak harus bersedia membantu dan mendukung orang-orang lain yang membutuhkan atau mengalami kesulitan akibat kurangnya privilege. Misalnya, jika mereka melihat teman sebaya yang tidak punya mainan atau pakaian yang layak, mereka bisa berbagi atau memberikan barang-barang mereka yang tidak terpakai.

Jika mereka melihat seseorang yang di-bully atau di-diskriminasi karena ras, agama, atau orientasi seksualnya, mereka bisa membela atau menemani orang tersebut.

Dengan membantu dan mendukung orang lain, anak-anak bisa menjadi lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap sesama.

Saya sendiri adalah seorang kakak dari dua anak laki-laki berusia 8 dan 10 tahun. Saya berusaha untuk mengenalkan privilege kepada mereka sejak dini agar mereka bisa tumbuh menjadi orang-orang yang baik hati dan bijaksana.

Saya juga sering mengajak mereka untuk berlibur ke tempat-tempat yang berbeda dari lingkungan kami. Misalnya, kami pernah berkunjung ke desa-desa di daerah pedalaman atau ke kamp-kamp pengungsian. Di sana, kami melihat bagaimana banyak orang hidup dalam kemiskinan, kekurangan fasilitas dasar, atau terancam bahaya.

Adik saya merasa sedih dan bersyukur ketika melihat kondisi tersebut. Mereka juga belajar untuk menghormati dan bersahabat dengan orang-orang di sana.

Saya juga sering membacakan buku cerita atau menonton film-film animasi bersama adik saya yang berkaitan dengan isu-isu sosial seperti rasisme, sexisme, atau homofobia. 

Kami selalu membahas pesan moral yang ada di dalamnya dan bagaimana kami bisa menerapkannya dalam kehidupan nyata. Adik - adik saya menjadi lebih penasaran dan kritis ketika mengetahui adanya ketidakadilan atau ketimpangan dalam masyarakat.

Mereka juga belajar untuk menghargai perbedaan dan keragaman di antara manusia. Saya juga sering mengikut sertakan adik-adik saya dalam kegiatan-kegiatan sosial atau sukarela yang melibatkan orang-orang yang kurang beruntung atau membutuhkan bantuan.

Misalnya, kami pernah berdonasi ke panti asuhan atau panti jompo, mengikuti aksi damai untuk hak-hak perempuan atau minoritas, atau membantu membersihkan lingkungan sekitar. 

Adik saya merasa senang dan bangga ketika bisa berkontribusi untuk kebaikan bersama. Mereka juga belajar untuk menjadi lebih empati dan adil terhadap orang lain.

Tips

Berikut adalah beberapa tips untuk mengenalkan privilege kepada anak:

1. Jadilah teladan bagi anak

Anak-anak akan meniru apa yang mereka lihat dari orang tua atau pengasuh mereka. Jadi, jika Anda ingin anak Anda menyadari privilege mereka dan bersikap baik terhadap orang lain, Anda harus menunjukkan sikap tersebut terlebih dahulu. 

Tunjukkan bahwa Anda menghargai apa yang Anda miliki, mendengarkan dan belajar dari orang lain, serta membantu dan mendukung orang lain.

2. Sesuaikan dengan usia dan kemampuan anak

Anak-anak memiliki tingkat pemahaman dan kematangan yang berbeda-beda sesuai dengan usia dan kemampuan mereka. Jadi, Anda harus menyesuaikan cara Anda mengenalkan privilege kepada anak dengan usia dan kemampuan mereka. Misalnya, untuk anak-anak usia dini, Anda bisa menggunakan media gambar atau mainan untuk menjelaskan konsep privilege secara sederhana.

Untuk anak-anak usia sekolah, Anda bisa menggunakan media cerita atau film untuk menjelaskan konsep privilege secara lebih mendalam.

Untuk anak-anak remaja, Anda bisa menggunakan media diskusi atau debat untuk menjelaskan konsep privilege secara lebih kritis.

3. Berikan pujian dan dukungan kepada anak

Mengenalkan privilege kepada anak bisa menjadi proses yang sulit dan menantang bagi mereka. Mereka mungkin merasa bingung, bersalah, atau marah ketika menyadari adanya perbedaan perlakuan antara orang-orang.

Oleh karena itu, Anda harus memberikan pujian dan dukungan kepada anak ketika mereka berhasil memahami konsep privilege dan bersikap baik terhadap orang lain. 

Misalnya, Anda bisa berkata "Kamu hebat sekali karena mau berbagi mainanmu dengan temanmu yang tidak punya." Atau, "Kamu pintar sekali karena bisa memberikan pendapatmu tentang isu rasisme dengan baik." 

Dengan begitu, Anda bisa meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi anak.

Demikian artikel saya tentang bagaimana cara mengenalkan privilege kepada anak. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin mendidik anak menjadi orang-orang yang sadar akan hak-hak dan tanggung jawab mereka sebagai warga dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun