Mohon tunggu...
Muhammad Ilyasyah
Muhammad Ilyasyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Meratapi kewajiban yg kau pilih adalah sebuah bentuk kejahatan, dan memuji rasa sakit adalah sebuah penghinaan. Yang harus dipuji itu adalah sebuah pencapaian, dan rasa sakit itu adalah milik diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Black Death dan Antitesis Kebijakan New Normal

26 Mei 2020   22:46 Diperbarui: 26 Mei 2020   22:49 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, disebutkan oleh Michael Levitt bahwasanya lockdown bukan merupakan keputusan strategis dan taktis berdasarkan sains namun merupakan keputusan berdasarkan kepanikan. 

Hal itu tidak dapat dibenarkan, sebab jika kita melihat kacamata sejarah sudah ada banyak pandemi yang telah dilalui oleh peradaban manusia. Salah satunya black death, tercatat sejarah manusia dapat melewati pandemi black death ini dengan cara melakukan lockdown.

Black death adalah pandemi yang terjadi pada pertengahan hingga akhir abad keempat belas. Pandemi ini menghilangkan 60% populasi Eropa yang mana menewaskan korban sekitar 50 juta warga Eropa dan 75 juta warga Asia dan Afrika. Menurut Encylopaedia Britannica, Ini adalah penyakit akibat bakteri Yersinia pestis.

Penyakit ini ditularkan dari tikus ke manusia dengan perantara kutu. Sejarawan memberi tahu bagaimana wabah itu masuk, yakni ketika kapal-kapal mendarat di pelabuhan Italia, di dalam kapal itu ditemukan beberapa orang yang sudah mati dan sekarat.

Orang-orang Eropa terjangkiti wabah itu dengan sangat cepat dan wabah itu sangat menular dan juga mematikan. Wabah pertama berakhir sekitar tahun 1350, tetapi beberapa ratus tahun kemudian, terjadi lagi.

Kemudian wabah kembali menjangkiti Asia dan menyebar ke seluruh Eropa. Inggris Raya menyatakan bahwa London dilanda pertama kali pada tahun 1665. Inilah yang membuat black death menjadi sebuah pandemi.

Istilah "karantina" pun berasal dari masa penanganan black death. Pemerintah Eropa pada saat itu akan mengirim orang-orang yang sakit untuk tinggal di ladang, daerah terpencil, atau hanya membuat mereka tinggal di dalam rumah sampai kondisinya lebih baik. Bahkan, Alkitab dan hadis Nabi menyarankan agar mereka yang memiliki penyakit kusta untuk menjauh dari orang sehat agar tidak terkena kusta juga, dan sebaliknya. Langkah-langkah lainnya menyalakan api unggun untuk membersihkan udara, anjing liar ditangkapi, makanan tidak sehat dirazia dari pasar, kumpul-kumpul dilarang dan yang dianggap paling kontroversial saat itu adalah mengunci warga di rumah masing-masing.

Tesisnya di sini adalah perekonomian Indonesia sedang menurun akibat pandemi Corona dan new normal merupakan solusi yang ditawarkan oleh pemerintah. Anti-tesisnya adalah new normal merupakan langkah yang tidak efektif untuk dilakukan saat ini sebab jika kasus Corona terus meningkat akan berpotensi menimbulkan gelombang kedua. Bahkan dapat menyebabkan tenaga medis akan kewalahan dan apabila mereka sudah tumbang tidak ada lagi garda terdepan. Otomatis keadaan chaos pun tercipta dari berbagai elemen masyarakat.

Belum lagi pemerintah kemarin sempat mengesahkan RUU minerba dan momentum tersebut akan digunakan untuk mengadakan aksi besar-besaran menuntut pemerintah. Konflik tersebut tidak bisa kita biarkan terjadi. Oleh karena itu sintesis yang saya tawarkan adalah agar PSBB tetap dilanjutkan dengan catatan pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

Sejatinya kita perlu belajar dari Italia dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru di tengah pandemi ini. Untuk dapat mempertahankan tren penurunan kasus ini, pejabat Italia mengusulkan pembentukan korps sukarelawan. Pasukan yang terdiri atas 60.000 asisten sipil ini akan mengingatkan warga dalam mematuhi protokol pencegahan virus corona.

Rencananya sukarelawan ini akan diisi oleh kalangan pensiunan dan pengangguran. Bahkan ketika black death datang lagi pada abad ke-17, munculah pekerjaan tidak lazim yang dilakukan oleh sebagian orang dengan harapan untuk menghentikan penyebaran penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun