Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Apa di Balik Demo "Rusuh" di Perancis?

17 Desember 2018   15:18 Diperbarui: 17 Desember 2018   15:30 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hingga Sabtu tanggal 15 December 2018 lalu Perancis masih dicekam karena aksi demo besar besaran yang memasuki minggu ke-5. Ribuan orang masih turun ke jalan, padahal ada penembakan maut di Strasbourg awal pekan ini yang menewaskan 4 orang. 

Demo dilakukan sejak 17 November 2018. Mengapa warga Perancis demo? Apakah ini luapan emosi yang selama ini tertahan? Bayangkan selama setahun ini BBM sudah naik sebesar 23%, menjadi 1,5 euro (sekitar Rp 24 rb) yang merupakan harga tertinggi sejak tahun 2000.

Yang parahnya, ketika bulan October'18 harga minyak dunia turun, pemerintah Perancis malah menaikkan pajak hidrokarbon jadi 7,6sen per liter untuk diesel dan 3,9 sen untuk premium. Masyarakat Perancis umumnya memakai Diesel. Pemerintah melakukan ini untuk memberikan subsidi silang bagi energi bersih, dan disentif untuk energies fosil. 

Kebijakan tersebut mendapat respon seorang perempuan Jacline Mourad yang protest kenaikan BBM melalui video di FB. Video ini viral, kemudian warga Perancis spontan melakukan demo dengan memblok jalan pakai Mobil. 

Setelah itu gelombang demo terus menerus terjadi. Diberbagai kota di Perancis. Di Paris demo rusuh, terjadi pembakaran toko toko. Sejauh ini sudah 8 orang tewas, ratusan luka dan ribuan orang ditahan. 

Mengapa terjadi demo besar besaran hingga rusuh di Perancis? Ini mungkin akar masalahnya:

1. Pemerintah gagal memahami beban berat biaya hidup rakyatnya. Selain kenaikan BBM, rakyat Perancis juga terbebani pajak dan biaya hidup yang semakin tinggi.

2. Sulitnya mencari kerja dan kalaupun dapat kerja, upahnya sangat rendah. Dan itupun banyak dipotong pajak

3. Ternyata masyarakat dibawah garis kemiskinan (below poverty line) di Perancis jumlahnya mengejutkan. Ada sekitar 8,8 juta dari 67,12 juta warga Perancis dibawah GK (13%). GK di Perancis Euro 1,026 sebulan atau Rp 16,9 juta perbulan (Indonesia GK nya Rp 401 rb/bulan).

4. Terdapat jurang antara orang kaya dan miskin yang semakin dalam di Perancis. Beban pajak bagi kelas menengah ke bawah semakin naik, sementara kelas atas malah dapat keringanan pajak. 

5. Pemerintah gagal secara cepat merespon demo dengan segera merubah kebijakan. Yang ada hanya 'penundaan' selama 6 bulan. Akibatnya warga Perancis tetap demo. 

Terus terusan demo ini malah mengakibatkan ekonomi Perancis makin hancur. Turis jauh berkurang dan situasi usaha kian tak kondusif. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun