Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Bendera Partai

26 Maret 2019   16:48 Diperbarui: 26 Maret 2019   17:11 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Sudah siang sudah pukul 10.00 juga saatnya aku harus bangkit dari tempat tidurku lantas bergegas bersiap untuk pergi ke tempat kerja. Beginilah rasanya shift siang ternyata. Memiliki perbedaan pola makan, pola tidur bahkan pola hidup dengan orang lain. Aku seorang pemuda berusia 23 tahun yang saat ini tengah bekerja di sebuah perusahaan jasa jual beli online. Aku merupakan salah satu karyawan yang kerjanya di depan laptop setiap harinya. Bosan? Itu pasti tapi ya mau gimana lagi demi melanjutkan hidup dan menunjang ibadahku di dunia aku membutuhkan uang dari pekerjaanku. Aku memang picik karena aku selalu butuh uang dan uang setiap harinya. Ah sudahlah bangun tidur ko malah curhat mending mandi aja, mending siap-siap aja.

Selesai mandi, kemudian bergegas memakai pakaian lalu sudah rapi. Aku pergi ke dapur di atas meja mamah tercinta sudah menyiapkan, ah tidak lebih tepatnya menyisakan sarapan yang dirapel dengan makan siang untukku. Entah kemana semua orang di rumah ini. Aku makan dengan santai dan menikmati masakan mamahku yang menurutku enak. Gimana gak aku bilang enak? Dari kecil hingga gede gini aku makan nya makanan ini yang ada di hadapanku, makan masakan mamahku.

"Yang banyak makan nya. Mau bungkus juga buat nanti di kantor?" Tiba-tiba mamahku keluar dari kamar dan menemaniku makan.

"Eh iya mah, mamah di kamar? Kirain kemana mah. Ah nggak lah gak usah bawa makan nanti beli aja di luar kalo lapar mah atau jajan gitu mah."

"Kamu itu jarang makan, sekalinya malah jajan terus. Gimana mau nabung buat nikah uang nya dipake jajan gitu."

"Aduh mamah, bahasnya nikah lagi nih? Aku masih 23 mah santai aja dulu nikmatin aja dulu. Lagian aku pengen mamah bahagia dulu."

"Iya masih 23 tapi tidak ada salah nya kan? Tenang mamah sudah bahagia ko sekarang juga."

"Sudah ah mah, aku berangkat dulu ya."  Sambil. Membereskan bekas makan dan minum lalu aku menyalami cinta pertama dalam hidupku dan memberi salam padanya.

Di luar aku panaskan motorku kemudian tidak lama aku keluar dari rumah menyusuri jalanan yang lengang menuju tempat kerjaku. Jadi shift ku hari ini dimulai jam 13.00. Nah tapi biar tenang dan gak rusuh aku selalu berangkat sekitar pukul setengah 12 dari rumah. Kemudian langsung menuju mesjid terdekat dengan kantor. Setelah itu langsung menuju kantor deh memulai bekerja.

Jalanan yang tampak lengang ini ramai sekali oleh bendera-bendera partai, baliho-baliho calon-calon yang akan dicoblos ditanggal 17 April mendatang. Semenjak masuk ke bulan-bulan pemilu (pemilihan umum) bendera, baliho, poster, gambar dan lainnya di sepanjang jalan ini menjadi hiburanku. Banyak foto dan tulisan terpampang di sana. Mereka saling berfose yang terbaik, memiliki jargonnya sendiri-sendiri, bahkan ada yang menjanjikan ini itu jika terpilih, ada pula yang menjelaskan profil mereka selama ini dan ah masih banyak lagi. 

Karena seringnya aku memerhatikan semua itu aku bahkan sampai hafal wajah-wajah mereka. Mungkin wajah itu nanti akan ku temukan pada surat suara. Tapi entahlah aku  akan memilih yang mana. Haha gak boleh dikasih tau ke kalian lah meski aku sudah punya pilihan pun iya kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun