Mohon tunggu...
Ilham Suheri Situmorang
Ilham Suheri Situmorang Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pedagang kecil di sebuah gubuk rentah nan beralaskan tanah

Manusia kecil yang sedang mengajarkan kepada pikirannya untuk melahap kosmik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Marxisme

15 November 2019   20:22 Diperbarui: 15 November 2019   20:32 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Produksi yang berlebihan, selain dilihat kedepannya, menuntut mencarian sumber -- sumber produksi yang masal juga dilihat kebelakangnya, sehingga yang terjadi dapat mempercepat umur bumi yang bagi kaum environmentalisme sangat tidak bisa di tolerir. Kehancuran sebagai dampak besar dari kapitalisme tidak sebatas pada alam semesta, namun juga pada sosial masyarakat yang dilandanya. 

Masyarakat cenderung konsumeristik dan mengabaikan kearifan lokal menuju dunia dengan globalisasi arus kapital. Segalanya diukur oleh uang, menafikan kemurnian dan hakikat kehadiran manusia di muka bumi. 

Alam raya dan kearifan sudah dapat ditukar dengan uang. Apa yang dapat meningkatkan kesejahteraan dengan parameter kapital tentu dapat ditransaksikan pada pasar bebas. 

Kebebasan tanpa adanya pandangan yang mendalam mengenai kebebasan oleh dan kepada siapa. Kebebasan yang dimunculkan dan dibeli oleh mereka yang berkelimpahan harta. Dan yang sangat menderita karena itu, tidak dapat mendapatkan kebebasannya lagi karena telah dibeli oleh majikannya. Yang ada adalah mereka hidup dengan perasaan yang secukupnya dan dilarang untuk bebas.

Pasar bebas yang awalnya dimaksudkan untuk melepas kendali negara pada ekonomi masyarakat sudah berubah menjadi tidak terkendali karena di berikan oleh para pelaku ekonomi yang tidak semuanya memiliki nilai atau ideologi kerakyatan. Situasi yang sangat sulit untuk dimenangkan oleh mereka yang peduli atas sosial. Kemenangan para pelaku ekonomi yang termasyhur karena hartanya dapat membeli segalanya. 

Jika segalanya sudah dapat dibeli, apa yang menjadi nilai di dalam sesuatu yang sudah dibeli secara harfiah sudah dapat digunakan oleh yang membelinya. Dengan peraturan dunia yang membenarkan hak kepemilikan individu akan sangat menunjang membela para pembeli yang sudah mendapatkan barangnya. Bagi mereka yang melawan karena sudah terbeli akan menerima sanksi yang juga dapat ditransaksikan.

Kesejahteraan yang sudah berubah dari harapan akan kemakmuran tanpa mengakibatkan penderitaan bagi yang lainnya, ternyata memberikan gambaran yang signifikan bahwa penindasan dan penjajahan telah terjadi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah dibeli oleh para majikan. Kekuasaan yang tidak terbatas karena ketentuan pasar bebas memang memungkinkan untuk itu dan juga berawal dari menghimpun kekayaaan atas kebutuhan yang tidak terbatas membuat segalanya menjadi berbahaya bagi alam dan mereka yang lemah. Manusia dengan kemampuan yang sangat membinasakan sulit untuk dikendalikan oleh mereka yang sadar namun tidak memiliki apa -- apa selain jiwa dan raganya.

Permasalahan yang juga akan timbul adalah ekspansi manusia ke luar angkasa tidak menjanjikan apa -- apa untuk menghilangkan keraguan bahwa kapitalisme akan terjebak di wilayah sempit bumi. Belum sampai memikirkan bagaimana tatanan yang diberlakukan diluar angkasa, di bumi saja manusia dengan kapitalisme sudah curang dan tidak berimbang. Sudah tentu kebebasan seperti apa yang ditawarkan, kemakmuran atas ekplorasi alam yang seperti apa yang dapat digaransikan. 

Bumi semakin dimiskinkan oleh tangan -- tangan yang tidak secara nyata bekerja namun menentukan bagi tangan -- tangan yang secara langsung merasakan beratnya beban yang diangkat. Setelah bumi yang demikian, kemakmuran apa yang dapat ditawarkan kepada enam miliar lebih manusia dunia yang sebagian kecil adalah para penguasa aset dunia, sementara sisanya yang luar biasa banyak hanya merasakan aset yang ditinggalkan karena para pemilik modal tidak meminatinya.

Kalau sudah begitu dunia hanya menjadi wilayah kolonial model baru dari para pemilik modal. Kekejaman yang dipertontonkan oleh para pemilik modal dalam berkompetisi tidak segan -- segan menggunakan senjata yang paling mematikan dari segala senjata yang pernah dibuat. Jangankan sekedar senjata pemusnah masal, negara saja sudah dapat di beli hanya saja dapat memicu kebencian yang semakin memuncak dari para kaum proletar, karena negara sampai saat ini masih dianggap tempat berlindung bagi mereka yang lemah. 

Negara yang secara implisit sudah tergadaikan tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Negara hanya tinggal lambang dan visi -- visi yang membuai tanpa warganya pernah tahu itu tidak pernah terjadi. Kekuasaan kapitalisme melampaui kekuasaan negara yang dianggap paling berpengaruh di dunia sesungguhnya sudah terjadi dan bagi negara yang begitu bagi marxisme yang pelengkap penderitaan kaum proletar. Untuk itu negara yang membatasi keinginan kaum proletar untuk melakukan perlawanan harus dihapuskan dan digantikan oleh perjuangan kaum proletar yang secara sadar dan masif dan berkesinambungan dalam mewujudkan sosialisme menuju komunisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun