Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelah

19 Februari 2025   09:17 Diperbarui: 19 Februari 2025   17:46 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto hanya ilustrasi. (kompas.com/reza rifaldi)

Orang-orang sudah lelah dengan hidup. Lelah karena harus terus bekerja mengingat kebutuhan selalu membengkak. Semakin kerja keras, semakin tambah uang, semakin kebutuhan membengkak.

Bukan hanya tentang kerja. Tapi kelelahan mendera karena makin banyak yang dipikirkan. Itulah keadaan lingkunganku. Semua lelah dan butuh istirahat. Hingga membuat rumah senyaman mungkin agar bisa melepas penat. Jika ada waktu, maka berwisata.

Orang sudah malas saling bertemu. Malas saling berkunjung. Karena hidup sudah mulai benar-benar melelahkan. Jangankan warga biasa, Pak RT pun mulai kelelahan.

Akhirnya banyak hal diserahkan ke pihak ketiga. Misalnya kematian diurus oleh orang-orang luar lingkungan yang memang sudah dibayar.

Kabari jika ada kematian, petugas datang mengurus dan mendoakan sampai kemudian mengebumikan. Tak ada lagi tetangga yang bertakziah. Tak ada lagi.

Grup WA lingkungan sudah sepi. Sesekali ada postingan. Tapi, postingan yang hanya motivasi. Motivasi yang sudah tak singkron dengan realitas hidup. Motivasi omong kosong.

Kalau ada pertemuan RT atau arisan RT yang sebulan sekali itu, 90 persen warga milih nitip uang. Tak mau datang ke pertemuan. Yang datang hanya dua sampai empat orang.

Keamanan lingkungan diserahkan pada orang luar dan dibayar. Semua dijaga ketat. Warga tinggal bayar dan semua aman.

Situasi makin tenang karena sebagian besar rumah seperti sangkar burung. Sangat tertutup dengan tembok yang cukup tinggi.

Jika kau ingin ketenangan tiada tara, ketenangan tak mendengar ghibah tetangga, maka lingkunganku kini adalah idaman. Aman, tenang, dan tak saling merecoki. Bahkan saat momen hari raya, masing-masing kami tak bertemu. Kami pulang ke kampung halaman. Semua sepi. Saat kami kembali usai pulang kampung, kami kembali sibuk dan lelah kembali mendera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun