Bahkan saya lihat PKS pusat juga nanggap wayang dengan dalang Sujiwo Tejo. Itu aku ketahui dari postingan di dunia maya.
Maka ketika Khalid Basalamah diserang terkait wayang, PKS bergerak dengan berwayang ria. Ingin memberi kesan bahwa PKS tak masuk dalam pusaran penentang wayang.
Beberapa hari lalu, ada teman yang politisi PKS juga  memakai ikat kepala adat, sekalipun acaranya keagamaan. Sebuah kesan yang ingin dibangun, bahwa PKS adalah partai yang juga memiliki kepedulian tentang Indonesia dan adat budaya.
PKS sepertinya memang harus banting tulang mengeruk suara. Tapi serasa ada dilema di PKS. Ingin menawarkan warna baru, tapi warna lama tak ingin ditinggalkan.
Mereka mencoba menarik massa dari dua kutub yang berbeda. Kutub kelompok fanatik mereka dan kelompok baru yang lebih berasa "nasionalis" dan "tradisionalis".
Apakah berhasil? Kita tunggu saja di 2024. Jika PKS bisa dapat dua digit saja, maka strategi mereka berhasil. Tapi jika suaranya kisaran 6 sampai 8 persen, ya memang PKS sulit dilepaskan dari label yang selama ini terbentuk di masyarakat, yakni partai yang sangat eksklusif.