Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Irigasi Kami Dikoyak, Kami Diinjak, Akhirnya...

10 April 2021   16:41 Diperbarui: 10 April 2021   16:45 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
petani. foto: dok pertamina dipublikasikan kompas.com

Wabah itu kabarnya dari daerah atas. Orang-orang terkena penyakit kulit yang mengerikan. Kulit terkelupas dan berdarah. Jika pun sembuh, selang sehari penyakit itu muncul lagi.

Sebanyak 95 persen penduduk di daerah kami terkena penyakit yang menakutkan itu. Semakin mereka melindungi diri, semakin parahlah penyakit itu.

Aku dan Arif termasuk yang tidak terkena wabah. Aku pun tak tahu kenapa aku tak kena wabah.

"Mungkin ini karma, kang?" Kata Arif.

"Tak baik berburuk sangka. Doakan saja wabah ini segera pergi. Aku juga tak tega melihat mereka yang jarang susah, bisa sesusah saat ini. Kalau kita memang dari dulu susah. Doakan saja yang terbaik," kataku.

"Iya kang," kata Arif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun