Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kau Protes, Aku Tetap akan Sedekah Laut

24 Maret 2021   14:54 Diperbarui: 24 Maret 2021   14:56 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sedekah laut. foto: slamet widodo/kompas.com

Ada banyak tulisan tertempel di kotaku. Tulisan yang menyudutkan sedekah laut yang kami lakukan. Katanya sedekah laut adalah cara-cara untuk mengesampingkan keesaan Tuhan. Aku tak paham soal itu. Tapi, aku merasa tak pernah melakukan pengesampingan keesaan Tuhan.

Jadi aku tetap akan melakukan sedekah laut walaupun sendirian. Aku ingin cerita padamu. Jadi begini. Kenapa kita jadi orang yang sangat pelit sekali. Sedekah pada laut yang hanya setahun sekali, kita tak melakukannya. Dalihnya macam-macam.

Berapa orang yang dapat manfaat dari laut? Berapa orang mendapatkan uang dari laut? Mereka yang jual ikan dari luat adalah mereka yang mendapatkan manfaat dari laut. Mereka yang jual rumput laut adalah mereka yang mendapatkan manfaat dari laut.

Ikan. Kau tahu sudah berapa ikan laut yang kita makan? Entahlah. Tapi kau bisa lihat di statistik berapa ikan laut yang dikonsumsi oleh banyak orang.

Alih-alih berbuat baik pada laut, kita malah mencemarinya. Maaf, bukan kita, tapi sebagian kita. Membuang sampah di sungai dan kemudian sampah itu sampai laut. Sampah plastik pula, yang bisa menewaskan ikan yang kita buru. Atau bahkan ada yang membuang limbah ke laut? Mencemari laut?

Pernahkah kita berpikiran barang sebentar untuk memberi makan ikan di laut. Untuk bersedekah pada ikan di laut. Ikan yang tiap saat kita buru? Salahkah memberi kesenangan pada makhluk Tuhan. Salahkah memberi makan pada makhluk Tuhan, walau hanya sekali dalam setahun.

Jadi, kita tak hanya kumpulan orang pengeruk laut, tapi setidaknya kita berterima kasih pada Tuhan. Kita beri makan makhluk Tuhan, kita beri sedekah pada mereka.

"Ketika banyak orang kelaparan, kau malah membuang makanan ke laut," kata Soni dengan menghentak padaku.

"Mana orang yang kelaparan? Beri tunjuk padaku dan mari kita bantu bersama-sama," kataku.

"Tak pernah ada cerita bahwa sedekah laut yang setahun sekali ini membuat orang-orang kelaparan. Orang kelaparan karena banyak dari kita yang serakah dan bahkan mengatasnamakan Tuhan ketika berbuat tamak. Tak ada ceritanya sedekah laut yang setahun sekali ini membuat banyak warga jadi melarat," kataku.

Tapi Soni tetap bersungut-sungut padaku. Aku dilabeli macam-macam olehnya. Keimananku pun dipertanyakan olehnya. Tapi sudahlah. Biasa saja. Memang dia seperti itu. Itu hak dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun