Mohon tunggu...
Ilham Wancoko
Ilham Wancoko Mohon Tunggu... -

semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hilangnya Riang Gincu Kecil (3)

27 Desember 2015   00:05 Diperbarui: 27 Desember 2015   08:06 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pukul 18.00, orang tua kecil bergincu pulang. Turun dari mobilnya, ayah ibunya langsung mengeluh. "Pintu gak ditutup sama si Kecil. Kebiasaan!," ujar lelaki itu pada istrinya. Perempuan dengan rok di atas dengkul itu diam. 

Keduanya masuk ke rumah. Sayang, tak menemukan Kecil bergincu, hanya tas warna pink dan sepatu sekolah yang tergeletak. Tak biasanya si kecil pergi habis pulang sekolah. Apalagi, hingga menjelang malam. Pintu rumah tak dikunci. Keduanya masih gerah dan ingin membersihkan diri. Jarum jam menunjuk pukul 8 malam. Keduanya baru nonton tv. 

Sang istri lalu mengambil makanan yang tersimpan di lemari ‎es. Dia melihat pintu belakang juga terbuka. Langsung ditutupnya tanpa curiga. Istri lelaki itu membawa kue kering dan sirup dingin sambil bilang,"ini kok kecil belum juga pulang,". 

Sang suami juga keheranan. Dia meraih handphonenya, langsung melakukan panggilan ke nomor handphone anaknya, kecil bergincu. Suara nada dering terdengar. Namun, sampai habis tak diangkat. "Biasanya kalau ditelp langsung angkat. Kemana ini anak," ujar sang ayah yang mulai cemas. 

Berulang kali ditelp masih sama. Nada dering yang menyambut. Suara anaknya yang diharap tetap tidak menyaut. ‎Kecemasan mulai memuncak. Guru hingga teman kecil bergincu dihubungi. Semua mengaku kecil bergincu sudah pulang sekolah. Teman-temannya juga tidak ada yang sedang bersama gincu kecil. 

Kedua orang tua ini lantas pergi ke kantor polisi hampir tengah malam. Melaporkan anaknya yang hilang. ‎Laporan diterima. Polisi juga terus menghubungi nomor si kecil bergincu. Salah seorang polisi menjanjikan akan melacak keberadaan kecil bergincu dari hapenya yang masih aktif. 


Kedua orang tua yang kehilangan anaknya pulang. ‎Dini hari itu begitu senyap. Sama sekali tak ada suara hewan malam. Sang suami lelah, tapi rasa hausnya lebih kuat. Dia mengambil segelas air minum di lemari es di dapurnya. Langsung diteguknya, tanpa beranjak. 

Gelas masih di tangan. Lirih-lirih terdengar suara lagu, mirip ringtone handphone. Tapi, dia tau itu bukan handphone disakunya. Dia tengok istrinya, handphone istrinya tergeletak di kursi. Sang pemilik duduk diam dan melamun. Wajahnya datar. Sang suami curiga dari mana asal suara handphone. 

Dia mulai mengerahkan semua energinya untuk mendengarkan. Dibukanya pintu belakang. ‎Lagu suara handphone sudah menghilang. Halaman belakang gelap, hanya lampu 5 watt yang tak kuat menerangi. Dalam pikirannya, mungkin hanya ‎terngiang-ngiang. Diteguknya air yang masih tersisa. 

Dia lantas merogoh handphonenya. ‎Iseng, handphone si kecil bergincu ditelepon. Nada dering terdengar, handphone masih aktif. Lagi-lagi, Lagu itu juga kembali terdengar. Langsung saja ayah kecil gincu ini mencari-cari. Kali ini dengan semangat yang menggebu. Dia mengendus-endus arah lagu itu. 

‎Empat meter dari pintu belakang, suara lagu handphone kian kuat. Dilihat ada bekas tanah galian, begitu dikorek-korek dengan kaki. Tanah itu lebih gembu‎r. Begitu dikorek-korek lebih dalam. Tampak seperti ada seonggok kayu. Nada dering juga makin kuat terdengar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun