Mohon tunggu...
Ilham Nur
Ilham Nur Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Hanya pemula yang baru terjun ke dalam dunia penulisan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Inovasi Penanggulangan Virus Corona (Covid-19)

22 April 2020   14:49 Diperbarui: 23 April 2020   06:08 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa diperlukan protokol penanganan Virus Corona? Virus Corona (Covid-19) telah membuat dunia berantakan. Dari kehidupan sehari-hari, traveling hingga perekonomian dunia menjadi lesu. Karena pembatasan-pembatasan dengan maksud agar penyebaran pandemik Corona Virus tidak meluas. Pemerintah Indonesia pun sebagaimana negara-negara lain di dunia berusaha keras melindungi masyarakat agar terhindar dari virus corona ini dengan menerbitkan protokol-protokol penanganan Virus Corona.

Pencegahan virus corona yang masuk ke Indonesia membutuhkan antisipasi dalam banyak kasus dari masyarakat umum, pemerintah, dinas terkait hingga Dinas Kesehatan. Data terbaru tentang virus corona di Indonesia sudah seharusnya bersumber pada data valid yang dipublikasikan oleh pihak relevan, dalam hal ini adalah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atau dinas perwakilannya di wilayah masing-masing.

Cara yang sangat disarankan untuk mencegah penularan virus corona adalah mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir. Sebelumnya, banyak orang tidak menyadari kebersihan tangan, bahkan ketika mereka hendak makan. Sekarang, mereka benar-benar menjaga kebersihan diri termasuk tangan mereka, untuk mencegah penularan virus korona dan menjaga diri mereka tetap sehat.

Tetapi di sisi lain, jika lockdown tidak dilakukan, dengan kecepatan penularan virus, ada kemungkinan membuat Rumah Sakit jadi kewalahan untuk menangani pasien. Khususnya di Indonesia, infrastruktur kesehatan belum sepenuhnya siap menghadapi Corona. Social distancing dan lockdown dapat mengurangi tingkat penularan, dan membantu rumah sakit untuk lebih fokus merawat pasien yang dites positif terkena virus. Rumah sakit jadi tidak berlebihan pasien, proses penyembuhan pun dapat dilakukan dengan aman.

Aceh Besar-Puslatbang KHAN menerapkan system kerja "piket" yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19 dilingkungan kerja. Tindakan ini merupakan kebijakan yang diambil untuk meminimalisir penyebaran virus dan memberikan perlindungan maksimal kepada pegawai dan tenaga kerja kontrak di lingkungan Puslatbang KHAN. Kepala Puslatbang KHAN, Faizal Adriansyah, menyampaikan informasi terkait system kerja piket.

Pemerintah Provinsi Bali telah mengambil berbagai langkah dalam merawat pasien Covid-19 serta upaya untuk mencegah penyebaran virus. Selain meminta orang untuk hanya melakukan kegiatan di rumah dan menerapkan PHBS, pemerintah juga telah melakukan rapid test pada Pekerja Migran Indonesia (PMI) ketika kembali ke Bali di bandara meskipun memiliki sertifikat kesehatan. Jika hasil tes cepat mereka negatif, PMI diminta untuk melakukan isolasi diri secara mandiri di rumah masing-masing selama minimal 14 hari dan dipantau oleh Satgas Covid-19 di desa.

Gambar: its.ac.id
Gambar: its.ac.id

Diantara semua itu ada sejumlah inovasi antara lain dengan meluncurkan ragam inovasi dari bidang kesehatan serta sains dan teknologi, dalam jangka waktu tertentu beberapa riset dan inovasi yang dikembangkan untuk membantu pencegahan penyebaran Covid-19. Beberapa proyek yaitu Disinfection Chamber, PORTAHOS (Portable Hospital), Ruang Isolasi Portable dari Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Bilik disinfeksi berbasis ultraviolet, Ultraviolet disinfeksi peralatan medis, instrumen Tes Cepat Covid-19, Pengembangan Suplemen dari Universitas Indonesia (UI).

UI membentuk tim multidisiplin yang melibatkan peneliti, dosen, ahli, dan rumah sakit yang dimiliki UI untuk menghasilkan riset dan inovasi dalam mencegah, menekan laju persebaran, serta mengobati pasien Covid-19. Karena fakta tersebut, tim peneliti Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI (FMIPA UI), FKUI, RSUI, SIL UI, dan Indonesia Medical Education and Reseach Institute (IMERI), merancang dan membuat alat ultraviolet disinfeksi khusus untuk peralatan medis. Pengembangan riset dan inovasi jangka panjang fokus dalam menciptakan formulasi dan pengobatan Covid-19, yaitu Pengembangan Suplemen peningkatan imunitas tubuh untuk mencegah virus Covid-19 oleh gabungan tim peneliti FTUI, FKUI, dan RCBE UI.

Gambar: cnnindonesia.com
Gambar: cnnindonesia.com

ITS mendapat pendampingan dari RSUA mengenai sebesar apa tingkat ozon yang bisa digunakan dan berapa lama orang tersebut bisa berada di dalam bilik. Hampir serupa dengan PORTAHOS, ruang isolasi portabel ini menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam menerima pasien yang terdampak virus corona dan upaya melakukan karantina. Pihak ITS dan RSUA mengaku bahwa kebutuhan di lapangan sangat besar dan luar biasa, sehingga alat-alat seperti ini yang sangat genting untuk diproduksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun