Mohon tunggu...
ikvy lana
ikvy lana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

saya merupakan seorang mahasiswa universitas negeri semarang, saya mempunyai hobi olahraga salah satunya olahraga futsal, saya juga mempunyai kepribadian mudah bergaul dengan orang lain, selebihnya nanti saja ya hehe

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Keresahan Pengusaha Mebel di Indonesia: Persaingan Tidak Sehat

24 Maret 2024   14:15 Diperbarui: 24 Maret 2024   14:28 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Pengusaha mebel di Indonesia saat ini juga menghadapi persaingan yang keras, terutama dari produk asing yang masuk pasar. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka acara IFFINA+, Indonesia Meubel & Design Expo 2023. Jokowi menyebutkan bahwa pengusaha mebel harus terus berinovasi agar tetap dapat bersaing dengan produk-produk mebel luar negeri.

Pengusaha mebel di Jatim mengakui bahwa pemerintah sudah mendukung industri mebel, tetapi masih ada kendala dalam peningkatan kualitas produk dan desain yang kekinian untuk meningkatkan penerimaan pasar. 

Kendala utama yang dihadapi adalah impor bahan baku tambahan yang mengakibatkan pengusaha harus mengalihkan order ke Vietnam, Myanmar, dan Malaysia.

Dampak persaingan tersebut terasa khususnya pada saat perang dagang AS dan China, yang meningkatkan persaingan global. Vietnam, Laos, dan Thailand juga berebut pasar, sehingga pengusaha harus lebih kreatif untuk mencari celah dan peluang pasar luar negeri.

Industri mebel di Indonesia mengalami pengurangan ekspor sejak tahun 2017, yang diakibatkan oleh faktor permintaan dan perubahan pasar global. Pada saat pandemi COVID-19, industri mebel dan kerajinan dalam tekanan terkena dampaknya, yang diakibatkan peningkatan pengangguran sekitar 280 ribu pekerja.

Untuk mengatasi persaingan yang keras, pengusaha mebel harus terus berinovasi dan mengembangkan produk yang berkualitas tinggi. Selain itu, pengusaha juga harus mengembangkan strategi untuk mencari celah dan peluang pasar luar negeri, serta memperluas partnerisipan dengan perusahaan luar.

Industri mebel di Indonesia, yang sebelumnya dianggap sebagai salah satu sektor yang menjanjikan, kini menjadi medan pertempuran yang semakin tidak sehat bagi para pengusaha. 

Persaingan yang ketat dan tidak seimbang telah menimbulkan keresahan di kalangan pengusaha mebel, terutama di daerah-daerah yang menjadi pusat produksi utama seperti Jepara, Solo, dan sekitarnya.

Salah satu akibat langsung dari persaingan tidak sehat adalah penurunan harga yang tidak proporsional dengan biaya produksi. Pengusaha mebel sering kali terjebak dalam spiral penurunan harga demi memenangkan pasar yang semakin ketat. 

Hal ini membuat banyak pengusaha kecil dan menengah kesulitan untuk bertahan, karena mereka tidak mampu menyesuaikan biaya produksi dengan harga jual yang terus-menerus tergerus.

Selain itu, praktik-praktik tidak fair seperti dumping barang dengan harga di bawah biaya produksi atau penyalahgunaan kekuatan pasar juga semakin meracuni lingkungan bisnis mebel di Indonesia. Ini menciptakan ketidakpastian bagi pengusaha, menghambat inovasi, dan mengurangi kualitas produk secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun