Mohon tunggu...
Mushadi Iksan
Mushadi Iksan Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Guru Matematika pada Sekolah Indonesia Moskow

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ramadhan di Moscow

7 Juni 2016   03:10 Diperbarui: 7 Juni 2016   08:54 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marhaban Ya Ramadhan …

Ramadhan kali ini sedikit berbeda dengan Ramadhan sebelumnya bagi kami sekeluarga. Beberapa hari menjelang masuknya bulan Ramadhan, biasanya kami melihat kesibukan masyarakat menyiapkan lokasi untuk pasar Ramadhan. Pasar ini memang khusus untuk menjual aneka makanan dan minuman untuk berbuka puasa

Di sudut-sudut kota Samarinda, di tepian sungai Mahakam, bahkan di beberapa tempat sampai membuat kemacetan lalu lintas, tapi itulah suasana khas menyambut Ramadhan, semuanya senang, semuanya bergembira. Demikian pula di sepanjang jalan P. Suryanata dan tempat-tempat lain, penjual kembang api mulai menata dagangannya.

 Selain itu banyak pula masyarakat yang berziarah kubur. Di tempat-tempat pemakaman umum terlihat penjual bunga dan tukang parkir ikut menikmati rejeki dengan datangnya bulan Ramadhan.

Ramadhan tahun ini dikarenakan sejak Pebruari 2016 kami sekeluarga tinggal di Moskow, ya Moskow ibu kota Rusia, sehingga sangat terasa sekali perbedaannya. Sebagai negara yang dulunya tertutup, tentu tidak banyak yang diketahui, terutama oleh masyarakat Indonesia, tentang Rusia. Rusia, dulu Uni Sovyet, kini telah banyak berubah, banyak gereja dan masjid berdiri di Moskow. Namun, sama seperti negara maju lainnya di dunia, agama tidaklah menjadi urusan negara, sehingga tidak ada pengumuman resmi dari pemerintah terkait penentuan awal puasa seperti di Indonesia.

Demikian juga gegap gempita menyambut Ramadhan seperti di awal tulisan ini, tentu tidak terlihat sama sekali di Moskow. Namun demikian, suasana menyambut Ramadhan sedikit terlihat di wilayah Sukolniki yang termasuk kota Moscow pinggiran. Masyarakat muslim Moskow mengadakan kegiatan yang bertajuk “7-я международная выставка, Moscow Halal Expo 2016. Kegiatan ini juga diikuti oleh negara-negara yang penduduknya mayoritas memeluk agama Islam, ya mirip “Pasar Ramadhan di Samarinda. Selengkapnya bisa disimak di http://www.kompasiana.com/virays/mengintip-peyek-dan-tempe-di-expo-halal-ke-7-di-rusia_57538e407297739c0ec45759. Tulisan seorang teman guru dari Sekolah Indonesia Moskow yang sempat merekam kegiatan tersebut

Sebenarnya puasa Ramadhan kali ini bukanlah puasa Ramadhan yang pertama kali kami jalani di luar negeri, kerena sekitar 14 tahun yang lalu kami juga melaksanakan puasa Ramadhan di Luar Negeri, yaitu di England UK. Hanya yang membedakan saat itu bulan Ramadhan jatuh pada musim dingin, sehingga siang hari lebih pendek dari pada malam hari, seperti yang terjadi di Australia tahun ini, sehingga bagi kami puasanya jadi cepat.

Ramadhan 1437 H, di belahan bumi utara jatuh pada musim panas 2016, di mana siang hari lebih panjang dari pada malam hari, dan mencapai puncaknya pada tanggal 20 – 22 Juni 2016. Pada tanggal-tanggal tersebut, di Moscow, subuh jatuh pada pukul 01.51 dini hari dan Maghrib jatuh pada pukul 21.19 malam hari. Sementara puasa terpanjang tahun ini terjadi di Kota Reykjavik, Islandia, di mana rentang puasa sekitar 22 jam dan puasa terpendek dialami penduduk di Kota Punta Aires, Chile, yaitu sekitar 9 jam saja.

Kegiatan belajar mengajar di Sekolah Indonesia Moskow (SIM) dilaksanakan seperti biasa, Menyambut Ramadhan siswa hanya diberi libur satu hari diawal, sedangkan untuk guru tetap masuk seperti biasa. Untuk jam kerja hanya berubah di jam masuk, yang biasanya pukul 09.00 menjadi pukul 10.00, sedangkan jam pulang tetap pukul 17.00 mengikuti jam kerja KBRI. Dengan pertimbangan efisiensi, maka SIM untuk tahun ini memutuskan tidak ada libur kenaikan kelas, sehingga setelah pembagian rapor tanggal 10 Juni 2016, maka senin tanggal 13 Juni 2016 merupakan hari pertama tahun pelajaran 2016/2017. Untuk libur kenaikan kelas ditetapkan tanggal 1 – 31 Juli 2016. Yang menariknya lagi awal puasa tahun ini dibarengi dengan kegiatan pembinaan akreditasi oleh tim dari Badan Akreditasi Nasional dari Jakarta 2 – 7 Juni 2016.

Minggu, 5 Juni 2016 merupakan kegiatan sholat tawarih pertama sekaligus sahur pertama Ramadhan 1437H. Putri kami sudah tidak sabar untuk mengikuti sholat tarawih pertama di Moskow yang sesuai jadwal akan dilaksanakan setelah sholat isya’ yang jatuh pada pukul 22.53 waktu Moskow. Beda dengan putra kami yang tahun ini merupakan tahun kedua menjalani puasa di musim panas, bagi putri kami ini adalah tahun pertamanya Ramadhan di musim panas. 

Setelah mengunjungi Moscow Halal Expo 2016, sekitar pukul 18.00 dia sudah sibuk mempersiapkan diri. Kami berencana untuk mengikuti sholat tarawih di musholla KBRI yang dijadwalkan pukul 22.00 dengan diawali “seremonial” pembuka seperti kultum. Tibalah waktu yang kami tunggu-tunggu, sekitar pukul 22.00 kami berangkat dari apartemen dengan berjalan kaki menuju stasiun metro (kereta bawah tanah), karena bukan malam weekend, suasana di taman dan jalanan menuju stasiun metro tampak sepi hanya ada 1 – 2 orang yang duduk-duduk di taman. Seperti biasa, kamu masuk ke stasiun metro dengan menggesek tiket metro yang kami beli secara berlangganan. 

Setelah beberapa menit, akhirnya datang juga metro yang kami tunggu. Tapi alangkah terkejutnya kami, karena ada pengumuman yang cukup panjang kemudian seluruh penumpang yang ada di dalam metro keluar semua berhamburan menuju pintu keluar. Di tengah kebingungan kami, ada seorang remaja mendekati kami dan berusaha menjelaskan apa yang terjadi, dengan menggunakan Bahasa “tarzan”, kami bisa menangkap maksudnya, yaitu metro untuk jalur orange ( jalur dari apartemen yang menuju KBRI yang biasa kami lalui ) sudah tidak beroperasi malam ini karena ada perbaikan rel. 

Bisa dilihat kekecewaan di wajah putri kami, karena tidak mungkin kami berjalan kaki ke KBRI selain karena sudah larut malam cuaca juga tidak mendukung dengan suhu 7 derajat Celsius. Akhirnya kami kembali ke apartemen. Kenapa kami menggunakan Bahasa “tarzan”, perlu diketahui bahwa Bahasa Inggris tidak popular di Rusia, hanya di tempat tertentu saja kita bisa berkomunikasi dengan Bahasa Inggris, bahkan petunjuk lokasi sangat jarang yang menggunakan dua Bahasa.

Akhirnya setelah sholat isya’, kami putuskan untuk tidur sebentar karena sahur jatuh pukul 02.03. Dengan memasang beberapa alarm, akhirnya kami bisa bangun pukul 01.30 untuk makan sahur dilanjutkan sholat subuh.

Senin, 6 Juni 2016 adalah hari pertama puasa di musim panas. Sebagai orang tua tentu kami sedikit khawatir dengan putri kami yang berusia 12 tahun dan harus berpuasa 19 jam lebih. Saya sendiri disibukan dengan kegiatan pembinaan akreditasi di sekolah. Saya pulang ke rumah, melihat putri kami tidur pulas tidak tega untuk membangunkan karena waktu masih menunjukkan pukul 18.00 masih sekitar 3 jam lagi berbuka. 

Akhirnya tibalah waktu berbuka hari pertama, tepat pukul 21.09. Alhamdulillah, kami mampu melewati hari pertama puasa di musim panas, terutama untuk putri kami. Semoga Allah swt menerima puasa kami hari ini dan hari-hari berikutnya. Ammiin.

Inilah sedikit pengalaman kami melalui hari pertama di Ramadhan tahun ini, yang berbeda dengan Ramadhan – Ramadhan tahun sebelumnya. Untuk diketahuai tahun ini Russia menempati peringkat kedua terlama puasa yang bila dirata rata puasanya mencapai 20 jam 23 menit setelah Iceland yang mencapai 21 jam 03 menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun