Saya mengamini pernyataan ini karena memang keberanian dalam menyelesaikan tulisan adalah kunci kesuksesan seorang penulis tidak hanya penulis fiksi. Nantinya, jika ada kekurangan atau ada yang perlu diperbaiki, maka kegiatan tersebut adalah proses kreatif selanjutnya. Dorongan semacam ini sangat diperlukan bagi penulis muda, terutama yang masih duduk di bangku sekolah.
Keraguan mereka untuk menulis sering disebabkan oleh kegamangan untuk menyelesaikan tulisan. Kehadiran Mas Mim dan dua fiksianer, Mbak Lilik dan Mbak Desol setidaknya menjadi role model bagi peserta siswa yang hadir untuk termotivasi dalam menyelesaikan tulisan fiksi.
Berburu Artis Pemeran Tak Kenal Maka Taaruf
Saya tak menduga acara tersebut sangat menarik dengan diskusi mengenai kepenulisan fiksi. Agar tak bosan, saya menyelingi dengan gim pertanyaan yang hadiahnya cukup banyak. Walau sempat kehabisan pertanyaan dan dibantu Mbak Lilik, para peserta antusias menjawab pertanyaan yang saya lontarkan.
Hampir semua pertanyaan bisa dijawab peserta dengan jelas. Artinya, mereka benar-benar menyimak penjelasan Mas Mim dengan baik. Nah, ada beberapa pertanyaan seru yang membuat peserta semangat untuk mencari jawabannya.
Pertanyaan tersebut adalah siapa sosok artis yang kira-kira cocok memerankan tokoh dalam novel Tak Kenal Maka Taaruf. Sontak ada beberapa nama aktor dan aktris yang cocok untuk memerankan tokoh Faris, Zoya, dan Cleopatra. Jujur, saya tak begitu hafal nama-nama mereka karena jarang sekali menonton film lokal.
Walau begitu, paling tidak ada gambaran yang cukup menarik ketika sebuah novel diangkat ke layar lebar. Peserta yang hadir juga bisa bertindak sebagai produser atau sutradara yang memperkirakan visualisasi tokoh novel dalam film. Momen ini menarik karena peserta juga bisa mendalami tokoh dalam novel yang sedang dibahas secara komperhensif.
Tak terasa, waktu satu jam setengah pun usai dalam kegiatan yang menarik itu. Rasanya masih kurang mengingat masih ada pertanyaan dan diskusi mengenai karya fikis terutama novel Tak Kenal Maka Taaruf. Bagi saya, diskusi kepenulisan fiksi seperti bedah buku ini sangat menarik agar banyak orang tertarik untuk menulis fiksi. Tidak perlu muluk-muluk dan membutuhkan banyak biasa, yang penting acara dikemas semenarik mungkin dan tetap ada banyak ilmu yang dapat diserap.