Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kerap Habis Diserbu Calon Vaksin, Mengapa Pendaftaran Vaksinasi Tidak Dilakukan Secara Terpusat?

5 Juli 2021   07:09 Diperbarui: 6 Juli 2021   03:05 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana vaksinasi Covid-19 tahap kedua untuk pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (17/2/2021). (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Program Vaksinasi merupakan salah satu program yang dilakukan untuk pencegahan Covid-19.

Meski vaksinasi tidak melindungi secara keseluruhan akan infeksi virus ini pada seseorang, tetapi mengurangi dampak berat yang ditimbulkan. Sejak pemberlakukan PPKM Darurat akhir pekan kemarin, vaksin pun menjadi syarat perjalanan bagi seseorang yang akan keluar kota. Terutama, mereka yang tidak bekerja di sektor esensial.

Menurut Juru Bicara Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, pada 3 Juli 2021 kemarin sudah ada 45 juta orang Indonesia yang sudah divaksin minimal vaksin pertama. 

Sebanyak 31,5 juta telah menerima dosis pertama dan sisanya sudah menerima dosis kedua. Dalam menggenjot upaya vaksinasi sebanyak 2 juta orang per hari, maka pemerintah akan menggandeng platform digital untuk memudahkan masyarakat yang akan divaksin.

Tidak hanya itu, kini banyak lembaga yang melaksanakan vaksinasi massal. Mulai dari rumah sakit, militer, kampus, hingga beberapa tempat usaha yang menawarkan vaksin. Meski ada hoaks kesehatan seputar vaksin yang membuat beberapa orang enggan divaksin, nyatanya animo masyarakat yang ingin divaksin cukup tinggi.

Ini terlihat jelas dari mebludaknya pendaftaraan vaksinasi yang dilakukan oleh berbagai lembaga tersebut. Setiap ada informasi mengenai pembukaan pendaftaran vaksinasi, layanan narahubung selalu penuh dan slow respond untuk menjawab. 

Demikian pula dengan formulir pendaftaran online yang disediakan oleh berbagai lembaga tersebut, seringkali sudah ditutup lantaran sudah memenuhi kuota.

Bahkan, tak sampai 3 hingga 5 menit dari jadwal pembukaan pendaftaran, kuota vaksin sudah penuh. Kondisi ini memang menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat untuk divaksin memang tinggi. Tentu, dengan banyaknya mereka yang gagal untuk mendapatkan jatah vaksin pada suatu lembaga membuat mereka kecewa.

Pengumuman penutupan pendaftaran program vaksinasi. - Dok. Puskesmas Janti Malang
Pengumuman penutupan pendaftaran program vaksinasi. - Dok. Puskesmas Janti Malang
Banyak yang menanyakan mengapa kuota vaksin cepat sekali habis. Ditinggal menuliskan nama dan alamat sebentar saja sudah tak bisa lagi mengirim formulir. Secepat itukah kuota vaksin habis?

Tidak hanya itu, kadang berbagai lembaga tersebut tidak secara jelas merinci siapa saja yang akan divaksin pada hari pelaksanakan. Mereka hanya menginfromasikan bahwa akan menghubungi para calon penerima vaksin melalui email atau layanan pesan. Banyak di antara mereka yang mendaftar meminta agar penyedia vaksin tersebut memberitahukan secara jelas siapa saja yang akan menerima vaksin.

Entah karena tiada waktu lagi atau tenaga yang kurang, informasi tersebut sering tidak dipaparkan. Memang, berkejaran dengan waktu untuk terus melakukan vaksinasi adalah tindakan tepat saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun