Bagi wisatawan yang akan berjalan ke wilayah ini, seringkali mereka kesulitan berjalan karena jalan yang sempit dan harus berjibaku dengan kendaraan yang berlalu lalang.
Beberapa tukang becak juga kerap mangkal di beberapa titik. Meski begitu, jumlah mereka tidaklah banyak. Padahal, untuk menjangkau beberapa titik yang memiliki bangunan bersejarah perlu alat transportasi yang tepat. Satu-satunya cara yang bisa digunakan adalah menyewa sepeda motor.
Poin penting lain yang menjadi titik perbaikan adalah peta kawasan wisata yang bisa diakses dengan mudah oleh wisatawan. Kurangnya wisatawan yang berkunjung ke Kotagede seringkali disebabkan oleh ketidaktahuan mereka akan landmark yang menjadi ciri khas Kotagede.Â
Ada apa saja sih di Kotagede? Apa yang bisa didapat wistawan di sini?
Sinergitas ini merupakan salah satu prinsip dalam pengembangan wisata yang berkelanjutan. Prinsip tersebut adalah perencanaan pembangunan dan operasional pariwisata haruslah bersifat lintas sektoral, dan terintegrasi.Â
Artinya, pelestarian ini harus melibatkan pemerintah dan masyarakat lokal serta memberikan keuntungan bagi masyarakat secara luas.
Pelestarian Berbasis Komunitas
Meski secara administrasi mengalami keterbelahan, akan tetapi secara sosio kultural masyarakat Kotagede masihlah menyatu. Tidak hanya itu, walau sudah menjadi wilayah enklave sejak dulu dan kini terbelah secara administrasi, kegotongroyongan masyarakat Kotagede tetaplah tinggi.
Mereka tidak segan untuk memugar bangunan sejarah di Kotagede, baik secara individu maupun kelompok. Salah satu usaha yang dilakukan adalah memugar banyak rumah bersejarah yang rusah pascagempa 2006.