Selepas beranjak dari tempat duduk ritual saya berziarah, saya lantas menuju pintu keluar. Namun, pandangan saya sedikit teralih dengan kerumunan di dekat pintu keluar tersebut. Ternyata, kerumunan itu adalah para peziarah yang membeli air sumber dari masjid ini. Air sumber yang dikemas dengan botol kecil dan besar ini menjadi salah satu favorit oleh-oleh ketika mengunjungi masjid ini.


Tak berapa lama, beberapa keluarga saya mencoba air yang baru saya beli. Ajaib, air di dalam botol kecil itu cukup untuk minum beberapa anggota keluarga saya yang kehausan. Padahal, saya berniat masuk kembali ke masjid untuk membeli beberapa botol lagi. Mungkin, inilah sedikit karomah dari Kyai Kholil yang saya rasakan. Entah kebetulan atau tidak, tapi kok saya merasakan sebuah hal kecil namun memberikan manfaat besar.

Selain pisau dapur, para penjual benda tajam ini juga menjual celurit, pisau lipat, keris, hingga pedang samurai dengan harga bervariasi. Bahkan, mereka juga menjual gantungan kunci berbentuk celurit. Saya sungguh takjub dengan ikon celurit yang benar-benar terpatri dalam masyarakat Madura. Meski terdengar seram, namun inilah khazanah budaya masyarakat Madura sejak dahulu kala. Â
Pedagang camilan seperti kerupuk udang dan sale pisang juga memenuhi area pasar itu. Suasana pasar semakin heboh saya terus mendengar suara pedagang jamu khas Madura yang secara frontal menjajakan dagangannya melalui loudspeaker.

Bau tak sedap pun menyeruak ke hidung. Belum lagi, saya melihat beberapa pedagang sate ayam yang cuek mengipas barangh dagangannya di tempat itu. Kalau saja masalah kebersihan ini bisa ditata, saya ingin mencicipi kuliner khas Madura itu. Maklum, saya cukup rewel dengan masalah kebersihan.

Sesuatu hal yang sangat langka ketika berziarah ke makam wali/ulama. Saat saya biasanya menemukan pengemis yang seakan melakukan paduan suara untuk meminta derma. Tak ada alasan pasti mengapa saya tak menemukan pengemis. Yang jelas, mental orang-orang yang rela bekerja keras dengan kondisi apapun yang penting halal haruslah diapresiasi.

Â
 Sumber bacaan : (1)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI