Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Candi Jedong; Candi Super Asyik yang Terejepit Kawasan Ngoro Industri

29 Januari 2017   20:36 Diperbarui: 29 Januari 2017   22:52 2937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Mula-mula, saya ke pintu masuk candi, dari sini saya  bisa melihat daerah Ngoro dari ketinggian. Berpadu dengan dua candi cantik plus taman yang aduhai. Belum lagi, udara segar mulai saya rasakan. Inilah titik terakhir dari gang tadi sebelum kita melakukan kegiatan ekstrim : Pendakian ke Gunung Penanggungan. Entah bisa atau tidak, yang jelas candi ini menjadi batas jalan gang tadi dan terletak di lereng gunung tersebut.

DOKUMENTASI PRIBADI
DOKUMENTASI PRIBADI
Nah, candi ini sebenarnya berupa gapura yang disebut dengan Paduraksa. Gapura ini merupakan pintu masuk Desa Paduraksa, sebuah desa yang konon disebut dengan desa bebas pajak. Entah mengapa kok bisa dibebaskan pajak, saya belum mendapat info yang jelas. Tapi, jika saya merenung dengan keadaan sekarang, banyaknya pabrik yang dibangun di Ngoro membuktikan bahwa daerah ini sangat cocok dijadikan kawasan industri. Mungkin, harga pajak tanahnya rendah. Hanya saja, dari statistik BKPM yang saya baca, tiap tahun kawasan industri Ngoro telah menyumbang banyak hasil untuk penanaman modal dan kegiatan ekspor impor.

Di balik semua itu, candi yang dibangun abad 14 M ini menyuguhkan aneka spot foto. Kita bisa berfoto di dua candi, yakni candi lanang dan candi wadon. Selain itu, taman yang dihiasi dengan pepohonan asyik juga menjadi spot foto tersendiri. Tak hanya itu, di beberapa bagian taman, juga terdapat sebuah keran yang mengalirkan air dari mata air Gunung Penanggungan, gunung yang dipercaya sebagai kahyangan para dewa . Tapi, yang paling saya suka adalah tembok yang berada di bawah candi. Seakan menjadi pelindung bagi desa di bawahnya. Apalagi, saya juga menemukan banyak rumah penduduk di bagian barat candi. Saya jadi membayangkan, gimana ya asyiknya hidup di desa itu pada zaman tersebut?

16265848-10202769787602717-8142516946660383214-n-588df1251493738d08ed94e0.jpg
16265848-10202769787602717-8142516946660383214-n-588df1251493738d08ed94e0.jpg
DOKUMENTASI PRIBADI
DOKUMENTASI PRIBADI
DOKUMENTASI PRIBADI
DOKUMENTASI PRIBADI
DOKUMENTASI PRIBADI
DOKUMENTASI PRIBADI
Jadinya, saya betah sekali saat berada di sana. Tak banyak orang dan bisa merenungi kehidupan. Duh. Hanya sayang, candi ini masih banyak tak diketahui orang sehingga pergi ke candi tersebut adalah salah satu wisata yang “tak umum”. Meski begitu, bagi saya, yang penting saya nemu 1 candi lagi. Horeeee.

Sumber Bacaan : Di sini

Gambar : Dokumen Pribadi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun