Tiap tahun saya selalu berusaha meng-upgrade jarak terjauh perjalanan sendirian dengan mengendarai motor.
Tahun ini, saya masih galau sebenarnya akan mengendarai motor ke mana. Eh, tiba-tiba saya menemukan sebuah akun instagram yang mengunggah foto sebuah candi dengan latar belakang Gunung Penanggungan. Dari candi ini tampak sekali gunung tersebut sangat indah dan cukup dekat. Lalu, saya pun kepo dan akhirnya menemukan ternyata ada sebuah candi di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Wah saya baru tahu. Ini kan tempat tinggal rekan kuliah dulu. Kalau tak salah, kecamatan ini adalah kecamatan di Kabupaten Mojokerto yang paling dekat dengan Malang, selain Pacet yang terkenal dengan pemandian air panasnya itu.
Lalu, saya pun membuka GPS dan ternyata benar, candi ini tak jauh dari kampung halaman diva dangdut Inul Daratista, yakni Kejapanan. Sebuah tempat maha ramai yang menghubungkan 3 kabupaten sekaligus : Pasuruan, Sidoarjo, dan Mojokerto. Selain tiga kabupaten tadi, daerah ini juga menghubungkan dua daerah Metropolitan di Jawa Timur : Malang dan Surabaya. Kebayang dong gimana macet dan ramenya ?
Kembali ke cerita. Alkisah, saya mendapat hari libur di hari sabtu yang sangat langka. Maka dari itu, saya tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Berbekal bismillahirrohmanirrohim, saya pun mantap akan sedirian jalan-jalan ke Mojokerto dengan sepeda motor. Pagi sekali saya berangkat karena takut kena macet di Singosari. Dan alhamdulillah, saya bisa sampai di daerah Kejapanan sekitar jam 8 pagi.
Selepas beli minuman di maret-maret itu, sayapun melanjutkan perjalanan. Duh, rasanya bahagia banget. Udah sendirian motoran lagi. Jadi, sambil menyanyikan lagu-lagunya Bapak AT Mahmud, saya geber motor saya sekuat tenaga. Tak lama, saya menemukan sebuah bukit yang ternyata merupakan latihan calon polisi, yakni Pusdiklat Brimob Watukosek. Tak jauh dari situ, terpampanglah sebuah gapura bertuliskan : Selamat Datang di Mojokerto. Lihat tulisan ini saya semakin semangat. Rekor baru tercapai, untuk ukuran saya. Mojokerto, sebuah kota yang menyisakan banyak peninggalan bersejarah bisa saya kunjungi. Yah, meskipun dari lalu lintas yang saya amati gak banyak orang yang mau datang ke kota ini untuk wisata. Entah kenapa.

Oke, saya pun tak membuang  banyak waktu. Berbekal bismillah lagi, saya memasuki gang itu. Eh, tapi kok isinya pabrik semua. Ada pabrik keramik, pabrik cat, dan pabrik-pabrik ala-ala. Saya jadi berasa kalau lagi nyari kosan temen di Pandaan atau di kawasan industri SIER (Rungkut, Surabaya). Emang ada ya candinya. Tapi di gugel mep bener kok. Jalan yang saya lalui ya khas pabrik-pabrik gitu. Sesekali, ada truk tronton yang keluar masuk dengan dikawal mesra Pak Satpam. Belum lagi, banyak sepeda motor karyawan yang keluar masuk pabrik. Duh, rasanya kok jadi kayak gak liburan. Sayapun membuka mep lagi. Eh, ternyata saya lagi di berada di kawasan Ngoro Industrial Park (NIP). Kawasan ini bisa dibilang seperti SIER-nya Mojokerto. Makanya, kok isinya pabrik-pabrik gitu.
Aduh, di mana ya candinya, sudah hampir 15 menit dari gang tadi kok gak ada tanda-tanda. Yang ada pabriknya semakin banyak dan baunya minta ampun. Tapi, tak lama kemudian, saya disalip oleh dua orang wanita yang membawa tongsis. Nah, melihat penampakan itu, hati saya jadi tenang. Pasti dua wanita tadi akan ke candi. Masak mau selfie di pabrik, ngapain coba?
Beberapa saat kemudian, pemandangan pabrik berubah dengan perkampungan penduduk. Tapi, jalannya makin naik. Untungnya, cuma lurus saja. Jadi saya masih bisa menyetir dengan cantik. Kalau belok-belok, saya dadah-dadah saja deh, hehe. Yang saya heran, kok gak ada ya palang bertuliskan candinya. Biasanya, meski gak femes, pasti ada kok tulisan candi apa gitu. Yang ada kok malah tulisan sewa kos-kosan. Makanya, saat saya lewat, saya dilihatin warga terus. Mungkin, saya dikira celingukan mau cari kos-kosan karena mau kerja jadi Quality Control di pabrik. Lha, apa kabar murid-murid saya?

Sumpah, saya terharu banget. Ahhhhh....pengen teriak. Sumpah kereeeeeen. Tapi saya jaim lah, banyak anak-anak esempe di sana. Masak saingan alay? Hehe. Saya pun  memarkir motor dan tak menunggu waktu lama untuk eksis. Jepretan demi jepretan saya lakukan.