Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Dengan Membaca Kamu Mengenal Dunia, Dengan Menulis Kamu Dikenal Dunia"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Kesadaran Milenial Lewat Film Emak Ingin Naik Haji

29 Agustus 2020   12:05 Diperbarui: 29 Agustus 2020   12:03 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara Webinar Danamon Syariah (26/08/2020) pukul 16.00 -- 17.00 WIB Danamon Syariah Dukung Program Haji Muda BPKH dengan bantu milenial rencanakan keuangan haji (https://gomuslim.co.id/).

Hai rekan-rekan Kompasianer, sudah pernah nonton film Emak Ingin Naik Haji? Jika sudah berarti pilihan anda tidak salah, karena film ini berkualitas dan mendatangkan banyak pesan, makna dan perenungan yang dalam akan makna kehidupan dan ibadah haji.

Film Emak Ingin Naik Haji (EINH) adalah sebuah film drama religi  dari Mizan Production yang mengangkat berbagai semangat dan nilai kehidupan yang begitu indah dan mendalam, yakni kegigihan, ketulusan, pengorbanan, kasih sayang, amal saleh, semangat berbagi dan berserah diri.

Sangat cocok ditonton hingga sekarang yang mana semangat dan nilai-nilai dalam film tersebut sudah mulai luntur dan hilang terutama dalam diri para generasi muda milenial. Ketika keserakahan dan egoisme tumbuh sumbur, saya sebagai penulis mencermati bahwa semangat dan nilai-nilai yang disebutkan di atas dapat dibangkitkan kembali dalam diri para generasi muda millennial melalui film ini. Saya pikir memasukkan semangat dan nilai-nilai kehidupan lewat hiburan (film/sinetron) tentu lebih digemari dan mudah diikuti oleh generasi milenial sekarang.

Film EINH yang diangkat dari sebuah Cerpen karya Asma Nadia mengisahkan tentang Emak dan perjuangan keluarga dalam mewujudkan impian, sebuah impian ke tanah suci. Perjuangan tersebut dilengkapi dengan semangat dan nilai-nilai luhur yang teraktualisasi dalam sikap sehari-hari.

Emak , seorang wanita paruh baya yang menjadi tokoh sentral di EINH. Diperankan oleh Aty Kanser diceritakan memiliki impian mulia yang sudah lama dipendamnya, yaitu pergi ke tanah suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Padahal  Emak hanyalh seorang penjual kue kecil yang hidupnya bergantung pada hasil jualan di pasar atau pesanan orang.

Meski sadar akan keadaan dirinya yang serba pas-pasan, Emak tidak patah semangat. Setiap hari meski hanya sangat sedikit, Emak selalu menyisihkan hasil jualannya untuk disetorkan ke tabungan haji di bank. Tak ada rasa malu apalagi frustasi, melainkan penuh kesabaran dan ketulusan, Emak teguh menjalani niatnya.


Zein yang diperankan Reza Rahadian, putra Emak begitu terharu melihat kegigihan ibunya. Sesungguhnya ia pun ingin betul mewujudkan mimpi Emak. Sayangnya, Zein yang hanya berprofesi sebagai penjual lukisan keliling juga penuh keterbatasan. Ditambah lagi ia masih harus menyelesaikan berbagai masalah yang didapatnya dari perkawinan yang gagal.

"Bagaimana ya nak? Emak ingin sekali naik haji, mungkin tidak?" Tanya Emak pada putranya di suatu hari.

"Mengapa tidak mungkin! Jangan khawatir mak, Allah selalu akan menolong hamba-Nya yang bekerja keras, berdoa dan berserah diri." Balas Zein kepada Emak yang begitu dicintainya seraya tersenyum.

Di tempat shalat, Emak baru saja menyelesaikan shalat malamnya. Emak pun berdoa dengan khusyuk dan khusus, "Ya Allah, berikanlah kepada saya kesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Jangan jadikan saya sebagai hamba yang lemah dan bodoh. Berikanlah saya semangat untuk bekerja keras demi menuju rumah-Mu Baitullah. Kepada-Mu saya pasrahkan, ya Allah...Amien."

Cover film EINH (www.brilio.net)
Cover film EINH (www.brilio.net)
Yang jadi ironi, sementara Emak berdoa melihat Mekkah ibarat pungguk merindukan bulan, justru tetangga sebelah rumahnya yang kaya raya, H.Saun alias juragan haji (diperankan Didi Petet) dan sang istri Hj. Markonah (diperankan Niniek L.Karim) dapat dengan mudahnya pulang-pergi ke Mekkah tiap tahun. Disamping itu ada pula tokoh Pak Joko yang diceritakan memaksa diri berangkat haji karena kepentingan politik semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun