Mohon tunggu...
Ikhsan Maulana Yusuf
Ikhsan Maulana Yusuf Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar, Mahasiswa biasa. Mahasiswa UM Purwokerto

Hidup adalah tentang awal, mengawalinya dengan tulisan, menulis dulu saja.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tipe Cinta: Eros, Philia, Senia, dan Agape

20 Mei 2020   00:28 Diperbarui: 20 Mei 2020   10:34 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cara menakar kadar kepedulian yang kita punya bisa dengan melihat orang-orang di sekitar kita, dalam konteks di masa pandemik ini banyak sekali orang yang kehilangan sumber mata pencahariannya, sangat membutuhkan uluran tangan baik materiil maupun non-materiil. Itu bisa diukur seberapa besar kepedulian kita.

Dalam Peradaban Yunani, mereka mengelompokkan cinta menjadi empat. Pertama yaitu Eros atau cinta erotik, biasa terjadi antara laki-laki dan perempuan, Erotik ialah cinta yg berhubungan antar dua insan yang terikat nafsu yang nanti merujuk pada ikatan pernikahan. 

Kedua Philia, yang berarti cinta yang terjadi pada orang-orang terdekat kita atau cinta yang akrab. Cinta kepada keluarga, teman, sahabat. Perbedaannya, Eros bisa dibenarkan dengan disertai sensualitas. Tetapi Philia tidak disertai dengan sensualitas.

Ketiga Senia, adalah cinta terhadap kemanusiaan. Mencintainya, memberikan empati tanpa mengenal seseorang terlebih dahulu. Contoh sederhananya, kita sedang berjalan santai disekitaran alun-alun lalu melihat anak kecil yang menangis karena kelaparan dan kita merasa iba dengan memberikannya makanan. 

Hari ini, ekspresi Senia di masa pandemik akan terlihat. Karena merasa tergugah hati dan perilakunya untuk melakukan bantuan tanpa mengetahui terlebih dahulu terhadap identitas dan latar belakang seseorang. 

Dan yang ke empat Agape, ialah cinta terhadap Tuhan, mendekati Tuhan dengan jalan cinta. Agape merupakan cinta yang paling murni, cinta yang tidak mengenal egois, cinta tak kenal batasan. Cinta ini tidak bergantung pada kemampuan dan kualitas, seseorang itu (perhatian, baik, lembut, ramah, cantik, cakep, percaya diri dan lain sebagainya). Biasanya menanamkan kebiasaan menganggap hanya melihat orang lain sebagai dirinya sendiri." papar Fajar.

Dari ke empat teori ini bukan berarti susunan penempatan dari awal sampai atas adalah yang paling benar, akan tetapi urutan yang paling benar ada pada segi tindakan cintanya. Hubungan sebab akibat dalam membentuk cinta, sebabnya yaitu esensi moral dan menuai tergolongkan pada kelompok cinta Eros, Philia, Senia, Agape maupun keempatnya sekaligus (mutlak).

Fajar berujar bahwa setidaknya ada 3 cara yang bisa dilakukan untuk mendekati Tuhan. Cara yang pertama dan kedua adalah ada istilah Raja' dan Khauf. Raja' ialah 'mengharapkan' dan Khauf ialah 'takut'. Beribadah karena takut azab, beribadah karena takut menanggung dosa-dosa di alam kubur, adalah contoh cara mendekati Tuhan dengan Khauf. Raja' merupakan pengharapan yang tulus. Berbuat positif sesuai syari'at Islam dan hukum karena ada keridhoan dan pembalasan surga yang akan diberikan, itu adalah cara mendekati Tuhan dengan Raja'. 

Ketiga, yaitu dengan jalan cinta. Nah biasanya ini merupakan jalan yang mempunyai kapasitas tertinggi dan agung. Yang biasanya digunakan para sufi besar, orang-orang alimin terpilih yang, panggilan ibadahnya kuat, menggunakan metode pendekatan dengan jalan cinta. Seperti Ibnu Arobi, Jalaludin Rumi, Arabiah al Adawiyah, dan lainnya.

"Perlu kita sadari, bahwa sifat Tuhan yang paling pokok adalah Rahman dan Rahiim. Dalam arti mendekati Tuhan dalam arti sifat sifat yang banyak itu, paling tidak ada 99 sifat Allah yang kita kenal. Padahal 'mikrokosmos' ialah manusia, dan 'makrokosmos' ialah Tuhan atau Allah. 

Jadi manusia sedikit banyak memiliki unsur-unsur yang sama dengan unsur-unsur Tuhan. Sebenernya di dalam diri kita terdapat sifat itu karena mengasihi dan menyayangi adalah hal yang paling pokok dirasakan dan itu terjadi, tetapi bedanya bagi manusia akan sangat sulit melancarkannya," tegas Fajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun