Mohon tunggu...
Khairul Ikhsan
Khairul Ikhsan Mohon Tunggu... Selamat datang di media masa seputar perkembangan ilmu pengetahuan

Disini kita akan membahas terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fakta Mengejutkan! Ternyata Gurita Punya 3 Jantung, Tapi Kenapa Bisa Mati Cepat?

1 Maret 2025   10:31 Diperbarui: 1 Maret 2025   10:31 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gurita (Sumber: TheSP4N1SH via istockphoto)

Gurita adalah salah satu makhluk laut yang paling misterius dan cerdas di dunia. Dengan kemampuan mengubah warna, menyamar, dan bahkan memecahkan teka-teki kompleks, gurita sering kali dianggap sebagai alien laut. Namun, ada satu fakta unik yang jarang diketahui banyak orang: gurita memiliki tiga jantung. Keunikan ini seharusnya membuatnya lebih kuat dibandingkan hewan lain, tetapi justru ada fakta lain yang mengejutkan---gurita memiliki umur yang sangat pendek dan mati lebih cepat dibandingkan banyak hewan laut lainnya.

Ketiga jantung gurita memiliki fungsi yang berbeda. Dua jantungnya bertugas memompa darah ke insang untuk mendapatkan oksigen, sementara satu jantung utama bertugas mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Struktur jantung ini membuat sistem peredaran darah gurita sangat efisien, terutama karena mereka memiliki darah berwarna biru yang kaya akan hemocyanin, pigmen pernapasan berbasis tembaga yang membantu mereka bertahan di perairan dengan kadar oksigen rendah.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Biology, para ilmuwan menemukan bahwa ketika gurita berenang, jantung utamanya berhenti berdetak. Hal ini terjadi karena tubuh mereka lebih dirancang untuk bergerak merayap di dasar laut daripada berenang secara aktif. Akibatnya, berenang terlalu sering bisa menyebabkan stres kardiovaskular yang lebih besar pada gurita dibandingkan hewan lainnya.

Meskipun memiliki sistem peredaran darah yang luar biasa, gurita hanya hidup dalam waktu yang sangat singkat. Rata-rata umur gurita berkisar antara satu hingga dua tahun, tergantung pada spesiesnya. Bahkan, beberapa spesies gurita kecil hanya hidup selama enam bulan. Hal ini sangat kontras dengan banyak spesies laut lainnya yang bisa hidup hingga puluhan tahun.

Fakta ini menjadi semakin aneh jika dibandingkan dengan kecerdasan gurita. Hewan ini dikenal mampu memecahkan teka-teki, membuka tutup toples, dan bahkan belajar melalui observasi. Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Otago, Selandia Baru, gurita terbukti mampu mengenali wajah manusia dan mengingatnya dalam jangka waktu yang cukup lama. Dengan kecerdasan seperti ini, mengapa evolusi memberikan umur yang begitu pendek bagi mereka?

Salah satu alasan utama mengapa gurita mati cepat adalah karena siklus hidup mereka yang unik. Setelah kawin, gurita mengalami apa yang disebut sebagai "program bunuh diri biologis." Pada betina, setelah bertelur, mereka berhenti makan dan menghabiskan seluruh waktunya menjaga telur mereka. Hormon dalam tubuhnya mulai berubah, menyebabkan degenerasi tubuh yang lambat hingga akhirnya mati.

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of Chicago menemukan bahwa setelah bertelur, kelenjar optik gurita betina melepaskan hormon yang mempercepat penuaan dan kematian. Ketika kelenjar ini diangkat dalam eksperimen, gurita betina bisa hidup lebih lama, tetapi tidak lagi menunjukkan perilaku alami seperti menjaga telur.

Pada gurita jantan, kematian terjadi segera setelah kawin. Mereka mengalami penurunan kondisi tubuh yang drastis, sering kali menjadi lesu, kehilangan nafsu makan, dan akhirnya mati dalam beberapa minggu atau bulan setelah kawin. Ini adalah fenomena alami yang terjadi di hampir semua spesies gurita.

Beberapa ahli biologi evolusi berpendapat bahwa siklus hidup pendek gurita mungkin berkembang sebagai mekanisme untuk menghindari persaingan dengan keturunannya. Dengan cara ini, setiap generasi baru bisa berkembang tanpa harus bersaing dengan individu yang lebih tua dalam mendapatkan makanan dan tempat tinggal.

Namun, ada pengecualian. Gurita air dalam, seperti Graneledone boreopacifica, memiliki masa hidup yang lebih panjang dibandingkan gurita yang hidup di perairan dangkal. Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam PLoS ONE, para ilmuwan menemukan bahwa spesies ini bisa menjaga telurnya selama lebih dari empat tahun sebelum akhirnya mati.

Selain faktor biologis, lingkungan juga memainkan peran penting dalam umur pendek gurita. Mereka adalah hewan yang sangat rentan terhadap predator karena tubuhnya lunak dan tidak memiliki cangkang pelindung. Predator seperti hiu, anjing laut, dan ikan besar sering memangsa gurita, sehingga hanya sedikit yang berhasil mencapai usia maksimalnya.

Gurita juga memiliki metabolisme yang sangat tinggi. Karena darah mereka berbasis hemocyanin, mereka membutuhkan lebih banyak energi untuk mempertahankan aliran oksigen yang cukup. Ini berarti mereka harus makan dalam jumlah besar untuk bertahan hidup, yang dapat mempercepat penuaan dan mengurangi umur mereka.

Dalam ekosistem laut, keberadaan gurita sangat penting. Mereka berperan sebagai predator dan mangsa dalam rantai makanan, menjaga keseimbangan populasi spesies lain di habitatnya. Jika umur mereka lebih panjang, ekosistem laut mungkin akan mengalami perubahan signifikan dalam dinamika predator-mangsa.

Beberapa ilmuwan telah berhipotesis bahwa jika gurita hidup lebih lama, mereka mungkin bisa berkembang menjadi spesies yang jauh lebih cerdas dan kompleks. Namun, karena mereka bereproduksi hanya sekali dalam hidupnya dan mati segera setelah itu, tidak ada kesempatan bagi mereka untuk belajar dan mewariskan pengetahuan kepada generasi berikutnya.

Meskipun umur pendek mereka tampak sebagai kelemahan, hal ini juga membuat mereka berkembang dengan cara yang unik. Mereka memiliki siklus hidup yang cepat, berkembang biak dalam jumlah besar, dan menggunakan kecerdasan serta keterampilan bertahan hidup mereka untuk memastikan keturunannya dapat bertahan di lautan yang penuh dengan bahaya.

Banyak ilmuwan saat ini tertarik untuk memahami lebih dalam bagaimana siklus hidup gurita bisa memberikan wawasan tentang penuaan pada makhluk hidup lain, termasuk manusia. Jika kita bisa memahami mekanisme biologis yang mempercepat penuaan gurita, mungkin kita bisa menemukan cara untuk memperlambat proses penuaan pada spesies lain.

Dengan segala keunikan yang dimilikinya, gurita tetap menjadi salah satu makhluk paling luar biasa di dunia laut. Dari tiga jantungnya yang bekerja secara unik hingga kemampuannya menyamar dan beradaptasi dengan cepat, gurita membuktikan bahwa mereka adalah hasil evolusi yang luar biasa meskipun hidupnya sangat singkat.

Meskipun umur mereka pendek, warisan pengetahuan tentang gurita terus berkembang. Ilmuwan dan peneliti terus menggali lebih dalam tentang misteri kehidupan mereka, mencoba memahami mengapa makhluk secerdas mereka hanya diberi sedikit waktu di dunia ini.

Mungkin, dalam beberapa dekade ke depan, kita akan menemukan lebih banyak jawaban tentang rahasia kehidupan gurita dan bagaimana mereka berkembang dalam lingkungan laut yang selalu berubah. Untuk saat ini, kita hanya bisa mengagumi keajaiban alam yang ada pada makhluk luar biasa ini, yang meskipun memiliki tiga jantung, tetap tak bisa menghindari takdir kematian yang cepat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun