Mohon tunggu...
Khairul Ikhsan
Khairul Ikhsan Mohon Tunggu... Selamat datang di media masa seputar perkembangan ilmu pengetahuan

Disini kita akan membahas terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengajarkan Anak Berbagi: Membentuk Hati yang Dermawan Sejak Usia Dini

29 Januari 2025   13:41 Diperbarui: 29 Januari 2025   13:41 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak berbagi buah (Sumber: recep-bg via istockphoto)

Setiap anak terlahir dengan sifat alami untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Pada usia dini, wajar jika si Kecil masih memiliki sifat egois yang tinggi dan lebih mementingkan keinginannya sendiri. Ia belum sepenuhnya memahami konsep berbagi karena dunia masih terasa berpusat pada dirinya. Namun, kebiasaan berbagi tetap perlu diajarkan sejak dini agar ia tumbuh menjadi pribadi yang peduli dan dermawan.

Berbagi bukan hanya tentang memberikan barang kepada orang lain, tetapi juga tentang membangun rasa empati dan memahami bahwa kebahagiaan juga bisa datang dari memberi. Jika anak terbiasa berbagi sejak kecil, ia akan lebih mudah menjalin hubungan sosial yang sehat dan tidak tumbuh menjadi individu yang mementingkan diri sendiri. Oleh karena itu, membiasakan anak berbagi perlu dilakukan secara perlahan dengan pendekatan yang menyenangkan.

Salah satu cara sederhana untuk mengajarkan berbagi adalah melalui permainan bersama teman. Saat bermain, anak sering kali enggan meminjamkan mainannya karena takut kehilangan atau rusak. Dalam situasi ini, orang tua dapat memberikan contoh bahwa bermain bersama jauh lebih menyenangkan daripada bermain sendiri. Dengan bermain bergantian dan saling meminjamkan mainan, anak akan mulai memahami bahwa berbagi tidak akan merugikan dirinya.

Selain itu, ajarkan anak untuk meminjamkan barang kepada teman atau saudara. Misalnya, ketika ada saudara yang ingin membaca buku miliknya, ajak anak untuk memberikan izin dengan sukarela. Orang tua dapat menjelaskan bahwa barang yang dipinjamkan akan dikembalikan, dan tindakan ini akan membuat orang lain merasa senang. Dengan begitu, anak belajar bahwa berbagi tidak berarti kehilangan, tetapi justru mempererat hubungan dengan orang lain.

Berbagi juga bisa diajarkan melalui kebiasaan memberi kepada orang yang membutuhkan. Anak dapat diajak untuk memberikan sebagian rezekinya, seperti makanan atau mainan yang sudah tidak digunakan, kepada mereka yang kurang beruntung. Melalui kegiatan seperti berbagi dengan anak yatim atau memberikan makanan kepada orang yang kelaparan, anak akan mulai memahami bahwa memberi adalah perbuatan baik yang membawa kebahagiaan bagi orang lain.

Namun, mengajarkan berbagi tidak bisa dilakukan dengan paksaan. Jika anak dipaksa untuk berbagi tanpa memahami alasannya, ia mungkin akan merasa kehilangan dan tidak nyaman. Sebaliknya, gunakan pendekatan yang lembut dan penuh pengertian. Berikan pemahaman bahwa berbagi akan membuatnya lebih disayangi oleh teman-teman dan membawa kebahagiaan bagi semua orang.

Selain memberi pemahaman, orang tua juga harus memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Anak adalah peniru yang ulung. Jika ia melihat orang tuanya suka berbagi, baik dengan keluarga, teman, atau orang lain, maka ia akan lebih mudah meniru kebiasaan tersebut. Misalnya, ketika orang tua memberikan sebagian makanan kepada tetangga atau menyumbangkan barang kepada yang membutuhkan, anak akan menyadari bahwa berbagi adalah hal yang baik dan wajar dilakukan.

Dalam proses belajar berbagi, anak mungkin akan mengalami kesulitan. Ia bisa saja merasa ragu atau takut kehilangan barang yang dibagikannya. Dalam kondisi seperti ini, beri ia waktu dan bimbingan yang tepat. Jangan langsung memarahinya jika ia masih enggan berbagi, tetapi berikan dorongan secara perlahan agar ia merasa nyaman dan mengerti manfaat dari berbagi.

Pujian dan apresiasi juga sangat penting dalam membangun kebiasaan berbagi. Saat anak berhasil berbagi dengan orang lain, berikan pujian yang tulus agar ia merasa dihargai. Misalnya, dengan mengatakan, "Ibu bangga karena kamu mau berbagi mainan dengan temanmu. Itu perbuatan yang baik!" Dengan begitu, anak akan merasa senang dan termotivasi untuk terus berbagi di kesempatan lain.

Selain berbagi barang, anak juga bisa diajarkan untuk berbagi perhatian dan waktu. Misalnya, ketika ada teman yang sedang sedih, ajak anak untuk memberikan dukungan dengan cara menemani atau menghiburnya. Dengan demikian, anak tidak hanya belajar berbagi secara materi, tetapi juga secara emosional, yang akan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun