Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Lockdown "Nyepi" Bali di Tahun Baru Saka dan Sebuah Kisah Sebelumnya

24 Maret 2020   11:46 Diperbarui: 13 Maret 2021   08:12 1910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan ibadah Nyepi di Bali | Foto: KOMPAS.com/Gary Lotulung

Ketika penghitungan hari berdasarkan kalender Masehi/Matahari ditetapkan dan mulai diberlakukan oleh Julius Caesar Raja Romawi pada tahun 47 M, sementara di Asia Barat dan Selatan, kalender Suryacandra/Lunisolar dimodifikasi menjadi Kalender Saka sebagai penanda diakhirinya permusuhan antar suku-suku bangsa Pahlawa, Yuehchi, Yuwana, Malawa dan Saka.

Tersebutlah Kerajaan/Kekaisaran Kushan (30-375 M) awalnya terbentuk di Bactria, terletak di antara pegunungan Hindu Kush dan sungai Amu Darya.

Kekaisaran ini membentang dari Afganistan ke Pakistan (saai ini) hingga lembah sungai Gangga di India Utara. Kekaisaran ini didirikan Kujula Kadphises menyatukan suku-suku Yuezhi menjadi konfederasi.

Pada tahun 78 Masehi, Raja Kaniska I (mungkin nama lain dari Kujula Kadphises) dinasti Kushan/Kushana mengangkat sistem kalender Saka menjadi kalender kerajaan untuk menghormati suku Saka. Kerajaan ini memiliki hubungan diplomatik dengan Kekaisaran Romawi, Persia dan Cina.

Kerajaan India-Skithia/Kerajaan Saka adalah kerajaan di India utara dan Asia Tengah dari dari sekitar 200 SM sampai 400 M. Kerajaan ini berdiri seiring migrasi bangsa Skithia/bangsa Saka ke Bactria, Sogdiana, Arakhosia, Gandhara, Kashmir, Punjab, Gujarat, Maharashtra dan Rajasthan. Selanjutnya kalender Saka berkembang seiring dengan munculnya kerajaan-kerajaan di nusantara.

Karena letak geografis mengakibatkan perbedaan garis lintang dan bujur dengan India maka di Jawa dan Bali kalender Saka ditambahi dengan cara penanggalan lokal.

Jika merujuk pada kerajaan Hindu awal di nusantara (Salakanegara 130 M, Kutai Martadipura 350-1605 M, Tarumanegara 358--669 M) lalu timbul pertanyaan sejak kapankah perayaan Hari Raya Nyepi di Bali diawali?

Berdasarkan prasasti Telahap, karena berhasil meredam perang saudara, Dyah Balitung Sri Dharmodaya Mahasambu diangkat menjadi raja Kerajaan Medang/Mataram Kuno yang memerintah sekitar tahun 899--913 M. Sementara jabatan Rakryan Mahapatih/putra mahkota dipegang Mpu Daksa. Dan berdasarkan Prasasti Kubu-Kubu 905 M, Dyah Balitung menguasai Bali.

Menurut prasasti Belanjong, Sanur berangka tahun 836 Saka (914 M) menyebutkan, Sri Kesari Warmadewa adalah seorang Jawa dari Dinasti Syailendra (Mataram Kuno) yang memimpin ekspedisi militer untuk mendirikan pemerintahan Buddha Mahayana di Bali.

Namun demikian, saat itu agama Hindu telah dipraktikkan di Bali selama periode ini yang dibuktikan dengan kombinasi ikonografi Buddha dan Hindu Siwa di kompleks Goa Gajah, Gianyar di mana bagian utara adanya Trilingga dan patung Ganesha dan komplek sebelah selatan berupa reruntuhan stupa Buddha berbentuk payung bersusun 13 dan stupa bercabang 3 yang dipahat di batu besar.

Berdasarkan Purana Balidwipa, Sri Kesari Warmadewa bertahta pada tahun 804 Saka (882 M). Pada hari Budha (Rabu), Kliwon, Dungulan, tanggal 15 tahun 804 Saka untuk pertama kalinya dilangsungkan Hari Raya Galungan yang disimbolisasi sebagai hari kemenangan Dharma melawan kezaliman penguasa Bali sebelumnya Mayadenawa. Sejak saat ini praktek persembahan Yadnya menurut Hindu dipulihkan di Bali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun