"Jadi guru itu tidak usah punya niat bikin orang pintar, nanti kamu hanya marah-marah ketika melihat muridmu tidak pintar, ikhlasnya menjadi hilang. Yang terpenting niat menyampaikan ilmu dan mendidik yang baik. Masalah muridmu pintar atau tidak serahkan pada Allah, didoakan saja terus-menerus agar muridmu mendapat hidayah."-KH. Maimoen Zubair-
Pembuka kali ini adalah dawuh dari beliau, sebagai pengingat dikala kesabaran diuji oleh beragam tingkah peserta didik. Apakah disini bapak dan ibu guru mengeluhkan hal serupa? Tidak maksimal mengajar, sebab audiens (anak) tidak bersemangat, lesu dan mudah jenuh selama menjalankan bulan Puasa ini? Yaps...
"Vibes" puasa Ramadhan, khususnya di sekolah memang sangat terasa beda ya dari biasanya. Sederhana saja saat KBM, anak-anak pasti bisa ditebak, yang awalnya energik dan aktif main kesana-kemari menjadi lebih kalem dan pasif hehe.Â
Namun, tidak menjadi kendala kita semua untuk belajar dan mengajar sembari menjalankan ibadah puasa. Selain itu, kebanyakan dari guru merasakan bahwa pada jam siang, banyak siswa yang tidak mood, lesu, jenuh dan tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran.Â
Tentu, dapat kita maklumi bersama, pada tahap tersebut anak-anak (SD) masih belajar untuk berpuasa. Melalui artikel ini kita akan bahas bersama dan menjawab problematika "Apakah bisa mengajar menyenangkan di tengah puasa Ramadan? Tentu bisa, berikut adalah beberapa tipsnya:
1. Pilihlah media pembelajaran yang menarik dan kreatif
Media pembelajaran disebut sebagai alat yang digunakan untuk  penyampaian materi (bahan) pelajaran. Di era semakin canggih ini, kita dapat menggunakan media yang beragam sembari ATM "Amati, Tiru dan Modifikasi" dari orang lain, seperti tinggal mencari dari platform pendidikan, Instagram, Youtube, Puzzle Maker dan masih banyak lagi.Â
Tentu, di sini guru dituntut untuk bersikap kreatif sebagaimana perkembangan teknologi yang semakin canggih. Benifit menggunakan media pembelajaran ialah anak-anak menjadi semangat, tidak cepat bosan dan materi dapat tersampaikan.
2. Gunakanlah "Ice Breaking" di awal atau sela-sela pembelajaran
Apa sih Ice breaking  itu?Â
Iya... aktivitas yang bertujuan untuk mencairkan suasana. Sederhananya, kegiatan tersebut dapat me-refresh otak yang awalnya ngantuk maupun kurang fokus, menjadi fresh dan lebih fokus .Â
Tidak ada yang pasti terkait  gerakan maupun lagu dalam ice breaking, intinya dapat dikemas sedemikian rupa sesuai kreatifitas bapak dan ibu guru.Â
Mengapa sangat diperlukan kegiatan tersebut? Sebab, kondisi peserta didik beragam dan daya serap terhadap informasi juga demikian. Itulah mengapa, ice breaking sangat perlu diterapkan khususnya di awal maupun di sela-sela pembelajaran. keuntungan dari ice breaking adalah dapat membangkitkan semangat, mencairkan suasana dan mengecek kefokusan siswa.Â
Saya sangat merekomendasikan kegiatan tersebut, terutama pada tingkat sekolah dasar. Menurut saya, jika anak-anak bermain sendiri dan menghiraukan proses pembelajaran, kita dapat terbantu dengan adanya ice breaking tersebut. Berikut adalah contohnya: Tepuk satu prok 1 x, Tepuk dua prok 2 x, dan lain sebagainya.
3. Gunakanlah metode pembelajaran yang interaktif
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik untuk menyampaikan materi kepada siswa. Metode tersebut terdiri dari berbagai macam, seperti ceramah, demontrasi, kooperatif, diskusi dan lain sebagainya.Â
Poin penting yang harus kita terapkan adalah adanya keseimbangan, bukan hanya guru yang berbicara, melainkan juga siswa.
Tentu, kita bisa memilih mana yang cocok untuk diterapkan di bulan puasa Ramadhan. Saya pernah ingat, manakala siswa diberikan metode ceramah secara terus-menerus tentu mereka akan merasa bosan. Dengan demikian, kita bisa memberikan selang-seling supaya tidak monoton dan mereka lebih bersemangat lagi.Â
4. Pilihlah jenis tugas yang ringan dan mudah
Selama anak-anak menjalankan ibadah puasa, kita dapat mempertimbangkan penugasan mana yang lebih tepat, khususnya tenaga. Mungkin kita bisa mendesain kelas dengan penugasan yang santai, menulis secukupnya dan lain sebagainya. Sebagai contoh, kita menghindari tugas mencatat banyak, praktek olahraga ditiadakan dan masih banyak lagi.
Sebab, akhir-akhir ini saya mengajar di tengah puasa merasa tidak tega, barangkali mereka diberikan tugas yang berat hehe. Wajah-wajah mereka tampak lesu dan capek.Â
Saya pun memakluminya, fase di mana mereka masih belajar puasa, ada yang setengah hari, ada pula yang sehari penuh. MasyaAllah... semua patut diapresiasi!.
Baiklah itu saja tips mengajar di tengah puasa supaya peserta didik tetap semangat menuntut ilmu. Mungkin ada tambahan lagi, dipersilakan hehe.Â
Dapat kita garis bawahi bersama, bahwa mengajar di waktu puasa, kita harus menyadari dan memaklumi akan keadaan anak-anak yang pasti ada-ada saja tingkahnya, salah satunya disebabkan oleh melakukan ibadah puasa. Ini menjadi secuil tantangan yang harus dihadapi dan dicarikan solusi supaya menuntut ilmu tetap gembira walaupun sembari ibadah puasa.Â
Beberapa solusi yang saya tawarkan ialah mendesain kelas dengan sekreatif mungkin baik dari segi metode, media pembelajaran, penugasan maupun tambahan "ice breaking". Semoga bermanfaat dan terimakasih sudah berkenan membaca.
Selamat menjalankan Ibadah Puasa bagi yang menjalankan. (Salam, I/R)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI