Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jalan-jalan Gabut ke Stasiun Garut dengan Menumpang Kereta Api Cibatuan

15 November 2022   16:25 Diperbarui: 15 November 2022   16:38 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Garut lama yang menjadi bagian dari situs cagar budaya| Dokpri

Dokpri
Dokpri
Perjalanan kereta Bandung-Garut melewati beberapa stasiun seperti Cikudapateuh, Kiaracondong, Cimekar, Rancaekek, Haurpugur, Cicalengka, Nagrek, Leles, Karangsari, Leuwigoong, Cibatu, Pasir Jengkol, dan Wanaraja.  

Selama perjalanan ke Garut, operator KA yang bersuara bak penyiar radio itu dengan tertib meng-halo-halo penumpang bila telah mendekati stasiun di mana kereta akan berhenti sementara untuk menurunkan atau menaikan penumpang.

Pukul 10.35 WIB kereta Cibatuan sampai di stasiun Garut yang digadang-gadang menjadi stasiun termegah di Indonesia. Betapa tidak, stasiun baru ini memiliki desain modern yang "wah."  Selain itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas dari tempat ibadah, toilet, ATM, dan ruang tunggu.

Dokpri
Dokpri
FYI, bangunan stasiun lama yang berada di sisi timur masih dipertahankan karena termasuk bagian dari situs cagar budaya.

Bagian dalam stasiun|Dokpri
Bagian dalam stasiun|Dokpri
Begitu kereta berhenti saya pun langsung melesat ke toilet yang ada di stasiun, padahal ya toilet di kereta lokal kini sudah lumayan bersih walaupun aromanya tetap saja semriwing.  

Toilet di kereta|Dokpri
Toilet di kereta|Dokpri
Di samping kiri (dari arah dalam) bangunan stasiun baru terdapat toilet pria dan wanita.  Tapi sayang sekali, walaupun masih terlihat baru namun keadaannya sungguh mengkhawatirkan.  Ada dua bilik toilet wanita, yang WC-nya duduk tidak dapat digunakan alias sedang eror.

Akan halnya WC jongkok berfungsi tapi tanpa gayung, tanpa ember, dan tanpa kamyu, eh.  Hanya selang yang menggelayut mesra dari keran, itu pun gak terlalu setia, lepas lagi-lepas lagi.

Mungkin konsepnya si selang berperan sebagai jet spray,  tapi malah berakhir dengan kewaguan tingkat dewa.  

Aliran air krannya kencang bikin selang lepas melulu, terus sang air muncrat kemana-mana, jadikan basah ...basah ...basah... seluruh tubuh, ah .. ah.. ah... mandi maduuu... eeehhhhh menyentuh kalbu.

Tapi saya yakin kalau toilet stasiun yang baru pasti lebih terawat lah ya, walau belum melihat langsung karena terburu-buru takut ketinggalan kereta. Kan gawat, nanti kayak judul film Om Teguh Karya.

Untuk pelayanan sih baik walau sempat diteriakin senior petugas karena harus buru-buru keluar dari bagian dalam stasiun beberapa saat setelah turun dari kereta dengan alasan si ular besi akan dibersihkan dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun