Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Di Penghujung Senja (25)

23 Agustus 2017   17:01 Diperbarui: 24 Agustus 2017   08:24 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rein dan Jed kini menyusuri jalanan yang mulai sepi, diantara desir angin malam yang menggoyang goyangkan dahan dahan pohon besar yang berdiri tegak di antara mereka.  Lampu jalanan yang temaram menemani perjalanan mereka saat itu.

"Dingin ya." Jed melipat dua tangannya di dada.

"Ah ini mah gak ada apa apanya atuh di banding Pangalengan."

"Hmm, iyalah yang sudah makan asam garam dua minggu di Pangalengan ala militer."

Rein mengambil jaket denim hijau MGee dari tas gendongnya dan segera menyerahkannya kepada Jed.

"Nih pakai." perintah Rein.

"Serius?"

"Serius kuadrat."

"Kamu gak dingin?"

"Kalau aku kasiin ke kamu berarti aku gak kedinginan." Rein menarik kerah kemeja flanel nya yang melapisi T Shirt hitamnya.  Jed melirik Rein dan tersenyum.

"Tuh angkot, yuk naik," ajak Jed.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun