Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Memberikan Barang Bekas Harus Layak dan Pantas?

11 Juli 2025   12:12 Diperbarui: 12 Juli 2025   06:46 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah saya menceritakan hal ini ke media sosial. Teman-teman saya banyak yang menyarankan untuk menjadikan lap atau keset saja. 

Masalahnya adalah, barang bekas hibahan yang tak layak pakai ini jumlahnya sampai sudah lebih dari tiga kantong kresek besar, lho! Tak mungkin kan saya menjadikan barang sebanyak itu untuk kain pel atau keset?

Mungkin ada yang berpikir, "Apa masalahnya sih? Kalau tak suka ya tinggal buang. Lagian kan memang situ orang yang kurang mampu?"

Nah, sekarang saya balik bertanya untuk siapapun yang berpikir demikian. Maukah menerima barang bekas tidak layak pakai, yang bahkan pemberinya sendiri pun tak mau menggunakannya lagi?

Etika Memberikan Barang Bekas

Mau kenal atau tidak, apalagi itu ke teman, saudara, atau keluarga sendiri, sesungguhnya ada etika yang harus disadari saat memberikan barang bekas pada orang lain.

1. Barang itu harus layak pakai

Tentunya yang dimaksud adalah barang yang semua orang bisa memakainya. Kalau bajunya sudah sobek, kancingnya hilang, bajunya kena noda, yang karena itu semua pemilik aslinya saja tak lagi mau memakainya, itu berarti sudah tidak layak pakai.

2. Sesuai kebutuhan penerima

Pernah saya membaca berita, ada korban bencana alam yang menerima baju bekas, tapi yang diterima adalah baju pesta.  

Jadi, berikan barang yang memang dibutuhkan orang lain karena dia memang membutuhkannya. Jangan seperti contoh di berita tadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun