Pernah saya menceritakan hal ini ke media sosial. Teman-teman saya banyak yang menyarankan untuk menjadikan lap atau keset saja.Â
Masalahnya adalah, barang bekas hibahan yang tak layak pakai ini jumlahnya sampai sudah lebih dari tiga kantong kresek besar, lho! Tak mungkin kan saya menjadikan barang sebanyak itu untuk kain pel atau keset?
Mungkin ada yang berpikir, "Apa masalahnya sih? Kalau tak suka ya tinggal buang. Lagian kan memang situ orang yang kurang mampu?"
Nah, sekarang saya balik bertanya untuk siapapun yang berpikir demikian. Maukah menerima barang bekas tidak layak pakai, yang bahkan pemberinya sendiri pun tak mau menggunakannya lagi?
Etika Memberikan Barang Bekas
Mau kenal atau tidak, apalagi itu ke teman, saudara, atau keluarga sendiri, sesungguhnya ada etika yang harus disadari saat memberikan barang bekas pada orang lain.
1. Barang itu harus layak pakai
Tentunya yang dimaksud adalah barang yang semua orang bisa memakainya. Kalau bajunya sudah sobek, kancingnya hilang, bajunya kena noda, yang karena itu semua pemilik aslinya saja tak lagi mau memakainya, itu berarti sudah tidak layak pakai.
2. Sesuai kebutuhan penerima
Pernah saya membaca berita, ada korban bencana alam yang menerima baju bekas, tapi yang diterima adalah baju pesta. Â
Jadi, berikan barang yang memang dibutuhkan orang lain karena dia memang membutuhkannya. Jangan seperti contoh di berita tadi.Â