Mohon tunggu...
Ika Nur Aini
Ika Nur Aini Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Belajar itu menyenangkan. Bisa dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Temanku yang Istimewa

21 Januari 2020   10:31 Diperbarui: 21 Januari 2020   10:48 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suasana di sekolah lebih ramai dari biasanya. Mereka yang masih mau masuk kelas satu didampingi oleh orangtuanya. Bapak ibu guru tampak tersenyum ramah sambil berjabat tangan dengan orang tua anak didik yang akan didaftarkan.

Baiklah, kini saatnya anak-anak baru akan mengenal lingkungan sekolah mereka bersama wali kelas.

"Selamat pagi anak-anak." Ibu guru memberikan sapaan awal dengan suara yang terdengar bahagia.

"Selamat pagi ibu guru." Anak-anak menjawab dengan kompak.

"Selamat datang untuk anak-anak. Kita nanti akan belajar bersama-sama di sekolahan ini. Semoga anak-anak senang ya. Supaya lebih semangat belajarnya, ayo kita jalan-jalan dulu melihat-lihat tempat belajar kita."

Ibu guru mengajak anak-anak untuk melakukan orientasi lingkungan sekolah. Tempat mereka memiliki banyak ruangan menarik untuk dijadikan tempat anak-anak belajar. Diantaranya ada perpustakaan dengan rak-rak buku berbentuk pohon, ada juga yang membentuk lingkaran dan buku-bukunya sangat banyak.

Pada saat masuk ke perpustakaan ada yang duduk-duduk di bawah rak buku berbentuk lingkaran. Mereka asyik membuka-buka buku yang ada di sana.

"Halo. Perkenalkan nama aku Putra. Kamu siapa?"

Putra adalah salah satu murid baru di sekolahan tersebut. Ia anak yang sangat menyukai buku. Setiap hari orangtuanya membacakan buku. Baik itu mau tidur, ketika perjalanan di mobil atau bahkan saat pagi hari.

"Hai...aku Rio." (Dengan suara yang kurang lancar dan menggunakan bahasa isyarat)

"Maaf, aku tidak tau apa yang kamu ucapkan. Kenapa tangan kamu bergerak-gerak ketika berbicara?" Putra menjawab dengan nada pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun