Mohon tunggu...
Ika ShelfiMelati
Ika ShelfiMelati Mohon Tunggu... Lainnya - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)

Buatlah hidup menjadi sebuah misi bukan beristirahat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ideologi Pancasila Modal Bangsa Hadapi Pandemi Covid-19

31 Oktober 2020   09:05 Diperbarui: 31 Oktober 2020   09:23 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pancasila adalah ideologi yang bersumber dari kearifan lokal bangsa Indonesia. Pancasila juga sudah terbukti mampu menyatukan dan mendamaikan berbagai kemajemukan di Bumi Pertiwi. Pancasila sebagai ideologi negara telah mengakomodasi kearifan lokal yang hidup di nusantara seperti gotong royong, adat istiadat, silaturahmi, dan lain-lain. Itu terdapat dalam sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan NKRI tetap berlangsung dan berjalan harmonis karena kekuatan dari nilai-nilai Pancasila itu. Maka pemahaman nilai Pancasila itu harus terus digalakkan, terutama kepada para generasi muda.

Dunia saat ini sedang digemparkan dengan meluasnya virus covid-19 yang telah menjadi pandemi global. Berawal dari kota Wuhan, China, virus yang kemudian dikenal dengan nama covid-19 ini menyebar tidak hanya ke seantero negeri, tetapi seluruh penjuru dunia. Termasuk negara Indonesia yang sekarang dihadapkan dalam masalah itu. Tidak ada satu pun negara yang terbebas dari ganasnya virus covid-19 ini. Satu per satu korban meninggal akibat terjangkit virus covid-19 berjatuhan. Tak hanya puluhan, tetapi mencapai ratusan, bahkan ribuan korban jiwa di setiap negara. Sungguh suatu tragedi bencana non alam.

Setiap negara melalui otoritasnya meminta rakyatnya untuk tetap di rumah, menjaga jarak baik secara fisik (physical distancing) maupun sosial (social distancing) bahkan melakukan lock down (karantina wilayah) untuk menghambat penyebaran virus covid-19. Bukan hanya sekadar imbauan tetapi peraturan dan larangan keras untuk melakukan aktivitas di luar rumah. 

Virus covid-19 yang mewabah di berbagai penjuru dunia dan langkah-langkah pencegahan yang dilakukan tentu menimbulkan perubahan yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat dunia. Seperti contohnya kebijakan lock down bagi masyarakat yang tidak dapat beraktivitas di luar rumah bahkan untuk mereka yang berstatus sebagai pekerja harian, ojek online, tukang parkir dan juga  pedagang kaki lima akan mengakibatkan mereka menganggur. Kalaupun ada yang masih bekerja pasti pendapatan akan berkurang.

Tidak hanya pengangguran yang menjadi masalah saat pandemi covid-19. Ada juga penyalahgunaan narkoba dan alkohol yang semakin meningkat. Karena efek dari kebosanan dan perasaan yang serasa terkungkung dalam penjara sebab kewajiban di rumah saja. Kondisi ini menyebabkan sebagian masyarakat merasa jenuh dan frustasi. Sehingga mengalihkan pada hal-hal yang kurang positif. Salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba dan alkohol, untuk sekedar menghabiskan waktu atau menghibur diri dalam kejenuhan  yang belum bisa dipastikan akan berakhir kapan. 

Kasus penyalahgunaan narkoba seperti tidak ditakutkan lagi oleh pelakunya. Padahal sanksi bahkan hukuman yang sudah ditetapkan pastilah akan menanti. Tapi itu tidak mengurangi rasa takut bahkan jera. Dari mulai kalangan remaja, masyarakat biasa, artis, pejabat, bahkan wakil rakyat. Yang paling berpotensi sekarang ini adalah kalangan remaja. Padahal remaja adalah generasi penerus bangsa, generasi yang bisa membantu menyongsong masa depan gemilang untuk negara. Mereka semua mengindahkan kasus ini dan bahkan semakin meningkatkan. Saya tidak habis pikir dengan mereka-mereka yang terlibat dalam masalah ini. 

Padahal sudah jelas negara melarang penggunaannya , tapi masih saja ada sekelompok manusia yang menjamahnya. Narkoba sudah mengancam generasi milenial dalam menyongsong masa depan emas dan menjadi hambatan untuk apa yang telah di cita-citakan para tokoh pendiri bangsa. Dengan menanamkan ideologi Pancasila pada generasi milenial menjadi satu solusi untuk melawan perang candu narkoba yang akan merusak bangsa ini. Nilai-nilai Pancasila dilandasi pada pernyataan bahwa semua manusia memiliki derajat, martabat hak dan kewajiban yang sama. Manusia sebagai makhluk yang berbudi luhur, beradab dan diciptakan untuk tidak saling merugikan satu sama lain. Makna ini terkandung dalam sila kedua Pancasila yang berarti bahwa sila ke-2 dapat menjadi solusi dari permasalahan penyalahgunaan narkoba.

Selain dari dua kasus tadi, ada lagi yaitu maraknya kasus pencurian, pemalakan, dan pembegalan. Di saat masa pandemi karena banyak pekerja yang di PHK dan menganggur tidak ada pekerjaan, padahal kebutuhan sehari-hari harus tetap tercukupi. Maka mereka yang tidak dapat menemukan solusi, berpikir untuk menghalalkan segala cara dan usaha. 

Sekarang ini pencurian terjadi dimana-mana, seperti pencurian kendaraan, elektronik, dan perhiasan. Ada sebuah kasus, seorang bapak-bapak dia mencuri sebuah smartphone untuk anaknya agar bisa bersekolah online. Nilai Pancasila yang bisa menjadi solusi dari permasalahan ini adalah gotong royong atau kebersamaan. Bersama-sama melawan pandemi covid-19 dan berusaha saling membantu untuk orang-orang yang membutuhkan.

Saya jadi teringat akan perjuangan para tokoh-tokoh pendiri negara terdahulu. Yang merelakan segenap jiwa dan raga memerdekakan Indonesia, bukan hanya dari penjajah negara asing tapi juga dari kehancuran masyarakat negara itu sendiri. Para tokoh terkemuka telah melahirkan Pancasila dengan menjadi ideologi negara yang berharap akan bisa menyejahterakan rakyat Indonesia. Tetapi dengan mudahnya generasi ke generasi merobohkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. 

Dengan adanya pandemi ini, harapannya saya bagi komponen bangsa mampu meneguhkan wujud untuk tetap setia pada Pancasila. Kesetiaan mestinya bisa diaktualisasikan dengan tidak hanya sekedar hafal teksnya, namun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian harapannya Pancasila dapat semakin membumi sebagai nafas filosofi kehidupan selaras dengan pesan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, bahwa Pancasila adalah media pemersatu untuk menghadirkan kemaslahatan dan kebahagiaan bersama bagi bangsa Indonesia dengan keanekaragaman budayanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun