Mohon tunggu...
iis zatnika
iis zatnika Mohon Tunggu... Freelancer - Mari merayakan hari

iis zatnika

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Suara Hati Seorang Investor Receh

30 Juni 2020   22:51 Diperbarui: 30 Juni 2020   23:15 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laporan investasi yang bikin merana tapi dengan berbagai pertimbangan tetap saya pertahankan.

Ketiga, Alhamdulillah hingga saat ini belum ada kebutuhan mendesak yang harus saya penuhi, pekerjaan masih aman-aman saja, sehingga tak ada alasan mendasar agar saya menarik dana yang terhitung sangat mini dibanding dana investor di luar sana. Jadi, alasan panik dan kuatir nggak cukup kuat bagi saya mencairkan dana sebelum waktunya. 

Keempat, ini terkait dengan alasan satu hingga tiga, saya kok jadi terpikir untuk berkontribusi sesuai kondisi saya, bagi Indonesia. Walau dana investasi saya bagai butiran debu, tapi saya bisa berperan menjaga situasi ekonomi tetap terjaga di antara huru hara korona. Kalau saya main tarik begitu saja, mengedepankan emosi saat mengambil keputusan, dan ternyata di luar sana, para investor dengan berbagai ukuran dana melakukan langkah serupa, apa kabar wajah perekonomian Indonesia saat itu? 

Terkait alasan keempat ini, saya punya alasan personal, pengalaman berhadapan dengan krisis sebelumnya, yang tak juga hebat yaitu pada krisis ekonomi 1998. Saat itu saya sudah bekerja sebagai sales promotion girl (SPG) Lee Jeans yang ditempatkan di Matahari Department Store Jalan Kepatihan Bandung, sambil kuliah di Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang. 

Saat itu perusahaan yang menaungi saya, PT Great River tepat tiga bulan, setelah sebelumnya saya bekerja dua tahun sebagai pramuniaga di Yogya Department Store. Saya keluar dari Yogya karena ingin menjajal bekerja sebagai SPG yang saat itu di kalangan pekerja toko, disebut-sebut gajinya lebih besar dan juara pertamanya di dunia fesyen ritel adalah Great River yang saat itu menguasai puluhan merek internasional seperti Lee Jeans, Arrow, Savile Row, Triumph, Swatch, Kenzo, Kenzo Jeans hingga Iwan Tirta. 

Sempat gembira dan bangga karena berhasil mendapat upah tiga kali lipat karena dihitung bonus atas penjualan yang dibukukan, saat itu mencapai Rp500 ribu, ketika upah minimum di Bandung Rp150 ribu, nyatanya itu hanya bertahan tiga bulan. Pada Mei 1998, saya dipanggil menuju kantor Great River di kawasan Batununggal Bandung untuk mengambil gaji dan bonus yang ternyata untuk terakhir kalinya. 

Tangan saya bergetar karena menerima uang tunai terbesar yang pernah sampai ke telapak tangan sekaligus juga terpukul karena esok tak lagi punya pekerjaan. Pengalaman nggak enak itu pastinya kini banyak dihadapi para pekerja, sebagian besar berada di tingkat terbawah perusahaan. Namun, kalau para investor, termasuk yang berskala teramat receh seperti saya juga ikut-ikutan tarik dana, bagaimana dengan para pekerja yang terancam PHK? 

Dampak ekonomi akibat korona yang sudah sangat hebat itu akan bergulir kian cepat dan hebat ketika semua pihak yang mestinya bisa berkontribusi agar ekonomi tidak jatuh kian dalam, justru melakukan yang sebaliknya. Jangan julid dengan nilai investasi saya, bukankah nilai suatu perbuatan dinilai atas niatnya? 

Pun, bagi saya, dengan tetap menitipkan dan berharap ekonomi membaik, membuat spirit yang muncul pada diri dan sekeliling adalah doa dan harapan. Mirip judul sinetron yaaa, tapi boleh kan ya saya tetap menitipkan optimisme itu pada Indonesia. Biar receh danaku, tapi teramat besar sayang dan keyakinan saya, Indonesia yang tangguh akan terus merintis jalan menuju kemenangan atas Covid-19!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun