Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dallas Buyers Club: karena Hidup Harus Diperjuangkan [Bukan Review]

10 Februari 2014   10:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:59 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_294708" align="aligncenter" width="350" caption="www.imdb.com"][/caption]

Jika saja divonis hanya memiliki 30 hari lagi untuk hidup, apa yang terbaik yang harus kita lakukan? Pasrah dan berdoa, melakukan hal yang belum pernah dilakukan selama ini, tetap berjuang mencari jalan keluar lain, atau menyerah saja?

***

Satu lagi kandidat film peraih Academy Award tahun ini, setelah American Hustle dan The Wolf of Wall Street, kali ini saya akan menulis tentang Dallas Buyers Club. Yah tentu seperti biasa saya tidak hendak menulis review nya karena sudah banyak kawan yang mereviewnya dengan bernas, saya hanya nggambleh saja seperti biasa, jadi jangan kecewa kalau setelah membaca nanti kurang mendapatkan sesuatu seperti yang diinginkan hehe.

Dallas Buyers Club, film berdurasi  117 menit  bergenre drama sekaligus biografi dan ditukangi oleh  Jean-Marc Vallee berkisah tentang kehidupan seorang tukang listrik merangkap cowboy pertengahan tahun 80 an. Tersebutlah Ron Woodrof (Matthew Mc Counaghey) yang kesehariannya hidup dalam kesenangan duniawi , dari Bandar taruhan rodeo, narkoba, seks bebas dan minuman keras. Semua kenikmatan itu pula lah yang harus menghantarkannya pada sebuah vonis menyakitkan positif HIV.

ODHA di jaman itu tentu tidaklah sama dengan jaman sekarang, divonis AIDS sama dengan divonis hukuman pancung atau tiang gantung , tak ada lagi celah untuk bisa melarikan diri. Ron yang sempat terguncang sesaat dengan putusan Dr. Sevard (Denis O’hare) dan Dr. Eve Saks (Jennifer Garner) malah menolak untuk dirawat di rumah sakit dan tetap kembali menjalankan kehidupan “bebas” ala cowboy nya, mabuk, judi, wanita, alcohol sampai akhirnya ia sadar tidak boleh “mati” dengan cara seperti itu.

***

[caption id="attachment_294709" align="aligncenter" width="640" caption="www.imdb.com"]

13920019761099933081
13920019761099933081
[/caption]

Berawal dari AZT , sebuah obat yang  masih dalam tahap uji coba, dan diperoleh secara ilegal ,Ron mencoba bertahan hidup. Tidak hanya berhenti dengan mencoba AZT, Ron malah berkelana ke meksiko walau dengan resiko dia tetap mati dan bertemu dengan Dr. Vass (Griffin Dune). Dari sini Ron seperti dibukakan matanya tentang kenyataan yang terjadi terkait penyakit yang dideritanya dan obat yang diklaim bisa membantu menyembuhkan.

Berangsur membaik setelah berobat dengan Dr. Vass, Ron dengan bantuan teman nya yang transeksual (Jared Leto) berusaha untuk membuat para penderita HIV AIDS seperti  dirinya dan Rayon hidup lebih baik dan bertahan lebih lama di dunia dengan caranya sendiri. Berhasilkah Ron dan Rayon bertahan dalam bisnis yang dilarang oleh lembaga resmi pemerintah tapi dibutuhkan oleh para pengidap penyakit mematikan itu? Mangga silahkan dipirsani sendiri nggih hehe.

***

Mungkin banyak yang menganggap film ini hanya sebuah biografi dan drama sederhana, tapi menurut Dallas Buyers Club lebih dari itu. Film ini sangat inspiratif tapi aneh kalau boleh saya sebut. Dibalik tema berjuang dan bertahan hidup, banyak sekali tema lain yang ikut diusung didalamnya, dari bahaya penggunaan narkoba dan seks bebas, ikatan persahabatan yang kuat dan mengharukan, juga tema sosial lain, dimana Dallas pertengahan tahun 80an masih sangat bermusuhan dengan para kaum transeksual. Dan yang tak bisa disangkal lagi adalah tema kepahlawanan. Hey…gelar pahlawan bukan hanya bisa disematkan kepada para serdadu yang mengangkat senjata kan, tiap orang, tiap bagian masyarakat pasti punya pahlawannya sendiri, dan seorang mantan bajingan seperti Ron pun bisa bertransformasi dengan apik menjadi sosok yang baik dengan segala  ambigu dan keruwetan didalamnya. Ron bahkan berani untuk melawan pemerintahan, dan korporasi farmasi raksasa  dengan segala persekongkolan didalamnya demi mempertahankan bisnis yang diyakininya membawa kebaikan.

***

[caption id="attachment_294710" align="aligncenter" width="225" caption="www.imdb.com"]

13920020241109355916
13920020241109355916
[/caption]

Well…film ini rasa nano-nano, diklaim berdasarkan kisah nyata menawarkan banyak rasa, dari pahit karena sakit dan penderitaan, lucu yang satir, manisnya persahabatan hingga keharuan yang menyelimuti setiap langkah. Apresiasi yang luar biasa terhadap depertemen aktingnya. Matthew Mc Counaghey wow… oom ini bermain sangat cemerlang dan mampu membawakan tokoh Ron dengan segala sisi, egois, hedonis, ambisius tapi juga humanis. Bagaiamana dengan Jared Leto? Hmm..kakak gondrong yang juga lead band 30 seconds to mars ini bermain luar biasa. Memerankan Rayon seorang gay dengan kondisi kejiwaan yang rapuh,skeptis dan hampir putus asa, Leto benar-benar cantik, halus dan sangat ironis..damn I love him. Pantas doi dapat ganjaran golden globe untuk film ini. And Jennifer Garner , hmm mbak cantik istri Ben Affleck ini juga tampil bagus dalam kebaikan dan kesederhanaan seorang dokter.

Banyak hal yang bisa didapat (karena kalau saya menyebut pesan moral adalah terlalu berat, apalagi film ini sama sekali jauh dari kesan menggurui) dari sini, yang pasti adalah Sikap pantang menyerah, ya klise memang tapi bukankah manusia diciptakan berakal budi juga agar bisa mengatasi semua persoalan hidupnya termasuk di dalamnya bertahan hidup, jangan lupa juga untuk berdoa memohon segala kebaikanNya, bahkan Ron yang berantakan pun ingat berdoa setelah divonis hidupnya, walaupun ia memohon dengan cara yang kacau.

Semua manusia itu punya hak yang sama, hak untuk hidup dan diakui, mau dia pria, wanita, gay , orang sehat atau orang sakit, orang kaya atau orang miskin, mereka berhak mendapat hidup layak seperti kebutuhannya . Persahabatan yang indah pun tidak selalu diawali dengan sesuatu yang menyenangkan, lihatlah Ron yang dulu sangat membenci dan menganggap nista Rayon dan kaumnya tapi justru dengan merekalah akhirnya Ron bisa mendapatkan ketulusan.

***

Bagi penggemar film bertempo cepat, mungkin saja akan sedikit bosan dengan jenis drama seperti ini, tapi saya jamin koq film ini bagus. Dan Oom Matthew yang sangat total berperan sampai merelakan tubuhnya menajdi jerangkong hidup, juga kakak Leto yang mengikis habis sisi maskulinitasnya demi Rayon ,benar-benar berkesan. Bukan bermaksud mengecilkan, tapi film kita sekarang memang belum sampai tahapan ini, aktor dan aktrisnya masih terlalu malu untuk terlihat jelek di layar, jadi dempul bedak dan make up lainnya masih sangat dibutuhkan untuk membangun karakter, dan bukan “menjadikan” diri menjelma sebagai orang lain tatkala  berperan.

[caption id="attachment_294712" align="aligncenter" width="275" caption="www.imdb.com"]

1392002158665402159
1392002158665402159
[/caption]

Akhirnya mungkin ada yang berminat menonton film ini, tapi tentu saja karena R rated maka dilarang keras nobar dengan anak di bawah umur yak. salam :)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun