Itulah sepenggal kisah saya tentang pengalaman pada musim kemarau di Sulawesi Selatan. Selama saya merantau ke Jakarta, saya belum merasakan kekurangan air pada musim kemarau. Puji Tuhan, air PAM yang kami gunakan tidak pernah macet. Saya melihat beberapa orang membiarkan air tertumpah-tumpah di kamar mandi. Bahkan, di beberapa toilet umum keran air dibiarkan terbuka agar air bisa mengalir terus.
Saya berharap kekurangan air di musim kemarau sudah tidak terjadi lagi di kampung kami. Orang-orang sudah bisa menikmati air di tengah kemajuan teknologi. Orang-orang tidak berlomba-lomba lagi menunggu tampungan air di sumur. Anak-anak di asrama saya dulu tidak lagi memanjat pagar untuk menumpang mandi di kamar mandi SD.