Di balik tembok tua, tersembunyi sumur tua,
Berdiri kokoh, saksi bisu perjalanan waktu.
Airnya jernih, bagai cermin kehidupan,
Memantulkan realita, tanpa kepalsuan.
Ember tua terikat tali, turun perlahan,
Menyelam ke dalam, mencari kehidupan.
Setiap tetes air, membawa berkah dan makna,
Memberi kehidupan bagi yang dahaga.
Dinding sumur, penuh lumut dan ukiran,
Jejak sejarah, terukir dalam kenangan.
Setiap guratan, menceritakan kisah,
Tentang suka dan duka, tentang tawa dan air mata.
Sumur tua, bukan sekadar tempat air,
Tetapi filosofi kehidupan yang tak terukur.
Mengajarkan tentang kesabaran, tentang ketekunan,
Tentang mencari makna di balik kesulitan.
Seperti sumur tua, kehidupan pun penuh misteri,
Ada kalanya jernih, ada kalanya keruh.
Namun, di balik setiap rintangan, selalu ada harapan,
Seperti air yang selalu ada di dasar sumur.
Di dalam kedalaman yang sunyi,
Tersembunyi sebuah keajaiban yang abadi.
Sumur kehidupan, pusat segala pencarian,
Menyimpan rahasia dan hikmah yang dalam.
Airnya mengalir, mengisi jiwa yang haus akan makna,
Menghidupkan setiap titik yang kering oleh kekosongan.
Di tepian sumur, kita menemukan refleksi diri,
Menyelami kedalaman jiwa yang tersembunyi.
Terkadang gelap, terkadang jernih,
Sumur kehidupan mengajarkan kita tentang kontras.
Dalam kegelapan, kita menemukan cahaya,
Dalam kesunyian, kita mendengar bisikan kebijaksanaan.
Di sini, kita belajar tentang kesabaran dan ketabahan,
Karena air sumur tidak selalu mudah diambil.
Namun ketika kita sabar, ketika kita tekun,
Kehidupan mengalir dengan berkah yang melimpah.
Sumur kehidupan, tidak pernah berhenti memberi,
Mengajarkan kita tentang arti hidup dan keberadaan.
Mari kita merenung di tepian sumur,
Dan temukan makna yang sejati dalam perjalanan hidup ini.
