Mohon tunggu...
Iffat Mochtar
Iffat Mochtar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profesional - Wiraswasta

Country Manager di sebuah Perusahaan Swasta Asing yang bergerak di sektor Pertambangan. Berdomisili di kota minyak Balikpapan, Kalimantan Timur. Memiliki banyak ketertarikan di bidang marketing, traveling, kuliner, membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Momentum 76 Tahun Indonesia Merdeka, Mari Bangkit Bersama Menumbuhkan Literasi Bangsa

2 Agustus 2021   06:00 Diperbarui: 3 Agustus 2021   07:28 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menumbuhkan Minat Baca Anak | Sumber Foto: Shutterstock via The Jakarta Post

Fenomena ini harus betul-betul diperhatikan oleh semua pihak, termasuk para orang tua, tenaga pendidik, Pemerintah dan siapa pun yang memiliki kepedulian terhadap masa depan bangsa, apabila kita ingin menghasilkan sebuah generasi yang berkualitas dan produktif.

Minat Baca Harus Ditanamkan Sejak Dini | Sumber Foto: Joel Muniz/Unsplash
Minat Baca Harus Ditanamkan Sejak Dini | Sumber Foto: Joel Muniz/Unsplash

Kegemaran membaca memang sudah harus ditanamkan dari mulai sejak dini. Mulai sejak masih usia anak-anak dan terus berlanjut hingga seseorang tidak sanggup lagi untuk membaca mungkin dikarenakan oleh hambatan faktor usia.

Tidak ada batas waktu seseorang untuk berhenti membaca karena dengan berhenti membaca maka segala informasi dan ilmu pengetahuan yang masuk ke otak kita juga akan terhenti. Bahkan informasi dan ilmu yang sudah pernah didapat perlahan-lahan juga akan hilang.

Banyak orang yang begitu berhenti dari bangku pendidikannya, biasanya langsung berhenti juga untuk membaca karena dia menganggap sudah selesai pendidikannya dengan dibuktikan oleh selembar ijazah. Sehingga bisa dipastikan dia tidak akan berkembang bahkan ilmu yang pernah dia dapatkan cenderung akan dilupakannya.

Selain dikarenakan ia nantinya akan disibukkan dengan permasalahan kehidupan sehari-harinya juga kadangkala ilmu pengetahuan yang ia dapatkan dari bangku sekolah atau perguruan tinggi hanya berupa teori dan belum tentu bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-hari apalagi jika ia tidak kreatif.

Minat baca masyarakat Indonesia khususnya di kalangan anak-anak tingkat sekolah dasar dan menengah hingga perguruan tinggi, boleh dikatakan sangat rendah dibanding dengan negara-negara lainnya.

Sebuah lembaga penelitian bernama Programme for International Student Assessment (PISA) melakukan survey beberapa tahun lalu untuk tingkat literasi 72 negara di dunia termasuk Indonesia, dan hasilnya sangat mencengangkan. Indonesia menduduki peringkat ke-62 dari 72 negara yang di-survey tersebut. Artinya peringkat negara kita sangat rendah. Kondisi seperti ini tentu saja sangat memprihatinkan kita semua.

Saya tidak bisa membayangkan dengan kondisi di mana anak-anak banyak yang mengalami ketergantungan dengan gadget dan biasanya mereka lebih senang menggunakan gadget tersebut hanya untuk bermain games atau disibukkan dengan kegiatan di media sosial sehingga kesempatan untuk membaca sangatlah kurang. 

Mau seperti apa masa depan mereka dan juga masa depan Bangsa Indonesia. Tentunya negara yang kita cintai ini nantinya akan sulit bersaing dengan negara-negara lainnya.

Bukan tidak mungkin suatu saat nanti bangsa kita tertinggal jauh dengan bangsa lainnya karena kebodohan kita sendiri. Kita selama ini mungkin terlena karena banyaknya sumber daya alam yang melimpah di Indonesia tetapi suatu saat sumber daya alam tersebut lama-kelamaan akan habis apalagi jika tidak diolah dengan benar.

Bayangkan dengan negara tetangga kita seperti Singapura misalnya. Walaupun sumber daya alam mereka sangat kecil atau boleh dibilang hampir tidak ada tetapi mereka bisa menguasai ekonomi di kawasan Asia Tenggara bahkan termasuk salah satu negara makmur di dunia saat ini. 

Apa yang salah dengan kita? Mungkin salah satunya adalah karena kita tidak mau belajar dan tidak mau berusaha lebih keras juga tidak mau hidup disiplin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun