Mohon tunggu...
Idrus Malawie
Idrus Malawie Mohon Tunggu... Author

Seorang penulis yang berfokus pada kajian sosial, budaya, politik, pendidikan dan komunikasi. Karyanya mengangkat isu-isu kontemporer dengan pendekatan analitis dan bahasa yang lugas.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Makan Bergizi Gratis : MBG dan Jurang Antara Angka Indah dengan Realita Rakyat

13 Oktober 2025   21:07 Diperbarui: 13 Oktober 2025   21:07 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi - MBG dan Jurang Antara Angka Indah dengan Realita Rakyat. (Idrus Malawie)

Kritik tajam muncul ketika publik mengetahui bahwa sebagian besar anggaran MBG bersumber dari pemangkasan sektor lain, termasuk pendidikan. Logikanya dipertanyakan: bagaimana mungkin program gizi bisa berjalan optimal jika di sisi lain pendidikan dikorbankan? Gizi memang penting, tetapi tanpa pendidikan yang memadai, generasi emas yang digadang-gadang akan kehilangan daya saing.

Selain itu, besarnya anggaran memicu kekhawatiran akan potensi kebocoran. Program masif semacam ini rawan dijadikan lahan bagi mafia proyek, distributor yang tidak transparan, hingga penyedia makanan yang mencari untung besar tanpa memperhatikan kualitas.

Jurang Kepercayaan Publik

Kesenjangan antara "angka indah" yang ditampilkan pemerintah dengan "realita getir" yang dirasakan rakyat menimbulkan jurang kepercayaan publik. Rakyat mulai skeptis: apakah program ini benar-benar untuk mereka, atau sekadar proyek mercusuar demi pencitraan politik?

Dalam banyak testimoni, masyarakat menyebut bahwa MBG lebih sering dipublikasikan ketimbang dirasakan manfaatnya. Ini mempertegas bahwa program sosial tidak boleh berhenti pada simbol dan angka, tetapi harus benar-benar menyentuh kehidupan rakyat sehari-hari.

Rakyat kini menunggu keberanian MBG untuk mengubah cara kerja. Bukan lagi menampilkan statistik indah, melainkan membuka data apa adanya, mengakui kelemahan, dan memperbaiki fenomena nyata di lapangan. Karena pada akhirnya, keberhasilan sebuah program tidak ditentukan oleh seberapa tinggi grafik ditampilkan, melainkan seberapa dalam rakyat merasakan manfaatnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun