Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Perjalanan Kemanusiaan Part 16: Terjun ke Pelosok untuk Sebuah Senyuman

14 September 2023   23:15 Diperbarui: 14 September 2023   23:19 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia kemanusiaan (Relawan) sejatinya adalah sekumpulan orang yang mengabdikan hidup mereka untuk membantu orang lain dengan sukarela. Tanpa berharap mendapatkan balasan berupa materi, cukup dengan senyuman dan galak tawa dari mereka yang ia bantu itu merupakan pencapaian terbesar di hidup mereka. 

Untuk menjadi seroang relawan, terutama relawan yang bergerak di kemanusiaan itu tidak mudah. 

Kadang, ada seseorang yang memiliki waktu tapi tidak memiliki uang sebagai penunjang utama mereka untuk bepergian ke tempat yang mayoritas masyarakatnya memerlukan bantuan, menjadikan mereka batal untuk menjadi relawan. Bahkan, ada juga orang yang memiliki uang tapi tak memiliki waktu. 

lalu seperti apakah relawan itu? 

relawan itu adalah orang - orang pilihan yang biasa disebut dengan 'Panggilan hati'.

Mereka datang dan pergi silih berganti, tak mengharap untuk dikenal karena tujuan mereka hanya untuk membantu sesama manusia. Dan tidak takut untuk dilupakan, karena bagi mereka cukup Allah SWT. Lah sebagai sebaik - baiknya Pengingat hambaNya yang jau - jau datang untuk membantu sesama. 


***

Di dalam setiap perjalanan kemanusiaan, seorang relawan akan selalu mendapatkan sebuah moment dimana mereka akan tersenyum tapi hati mereka teriris. Maka disaat itu, mereka akan memahami arti dari kata bersyukur atas yang telah diberikan oleh Allah SWT. 

Bisa jadi, yang sebelumnya menjadi relawan kemanusiaan ia adalah seseorang yang pengeluh, selalu merasa kurang atas pemberian dari Allah SWT. Padahal ia masih bisa terbilang cukup untuk makan sehari - hari. Dan disaat ia mulai terjun ke dunia kemanusiaan, ia melihat secara langsung kekurangan orang lain tapi mereka masih bisa berayukur dan berusaha. 

Maka disana hidayah merubah pola pikirnya menjadi makluk yang bersyukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun