Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerbung 12: Sari & Candra (Cinta dan Terpisah), Part 12 Nasi Bungkus dari Santi dan Pesan Baru dari Sari

27 September 2020   21:43 Diperbarui: 27 September 2020   21:44 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku iklas Candraaa.. serius. Hehe kita kan temen." Sambil duduk dan mengambil kursi.

"Can, makan dulu. Jangan terlalu pokus ke kerjaan. Inget! Perut juga butuh makan." Tegur Pak Kades Rejohadi.

"Oh ia Mang. Hehe.

Tapi kasusnya beda Mang. Ini sih Santi gak iklas bawakin nya. Hhaha"

"Hus. Fitnah kamu Can. Bohong Mang! Jelas-jelas Candra yang gak mau haha ayo.. ngaku. Haha"

"Haha sudah-sudah. Ayo kita makan. Sayang ada nasi di anggurin. Hargain jeri payah Petani, yang udah mati-matian buat kita bisa makan. "

"Noh. Dengerin kata Pak Kades. Iya ni Pak. Candra ini.. hehe"

 "Iya iya.. aku salah. Yaudah, mana nasi punya aku San. Hehe maaf yah hehe"

 "Nih. Nasi kamu. Nah ini punya Pak Kades." Santi yang menyodorkan sebungkus Nasi Padang kepada Pak Kades.

"Terima kasih San. Oh ya Can. Ada yang berkunjung ke Kelurahan tadi. Sewaktu kita lagi di luar sama Pak Lurah?"

"Ada pak. Ibu Lurah tadi ke sini. Nyariin pak Lurah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun