"Aku iklas Candraaa.. serius. Hehe kita kan temen." Sambil duduk dan mengambil kursi.
"Can, makan dulu. Jangan terlalu pokus ke kerjaan. Inget! Perut juga butuh makan." Tegur Pak Kades Rejohadi.
"Oh ia Mang. Hehe.
Tapi kasusnya beda Mang. Ini sih Santi gak iklas bawakin nya. Hhaha"
"Hus. Fitnah kamu Can. Bohong Mang! Jelas-jelas Candra yang gak mau haha ayo.. ngaku. Haha"
"Haha sudah-sudah. Ayo kita makan. Sayang ada nasi di anggurin. Hargain jeri payah Petani, yang udah mati-matian buat kita bisa makan. "
"Noh. Dengerin kata Pak Kades. Iya ni Pak. Candra ini.. hehe"
 "Iya iya.. aku salah. Yaudah, mana nasi punya aku San. Hehe maaf yah hehe"
 "Nih. Nasi kamu. Nah ini punya Pak Kades." Santi yang menyodorkan sebungkus Nasi Padang kepada Pak Kades.
"Terima kasih San. Oh ya Can. Ada yang berkunjung ke Kelurahan tadi. Sewaktu kita lagi di luar sama Pak Lurah?"
"Ada pak. Ibu Lurah tadi ke sini. Nyariin pak Lurah."