"Jangan perna datang kesini lagi. Apalagi melihatkan muka kamu ke saya! Kamu harusnya malu, kamu itu siapa. Hanya anak petani, bermimpi masuk ke keluarga tentara. Maaf, saya lebih baik jujur walau pun pahit. Apa yang bisa kamu beri ke anak saya? Dari status saja kalian berbeda. Sudah lebih baik sekarang kamu pulang, dan lupakanlah anak gadis saya. Saya yakin ada wanita yang terbaik dan pantas untuk kamu. Silakan pergi."
.....
"Can..!?" tegur seorang wanita merusak lamunanku di meja tata usaha Kelurahan.
"Oh iya bu. Maaf ada apa bu?" Ternyata Ibu Lurah yang sedang main ke Kelurahan.
"Kamu kerja kok melamun? Mana Bapak?" Timbal Ibu Lurah.
"Maaf Bu. Bapak lagi ada urusan ke Desa Rejohadi. Ketemu sama Kades untuk penyuluhan air bersih."
"Hm.. terus, kenapa kamu gak ikut? Kan kata Bapak, kamu yang buat proposalnya."
"Iya Bu. Saya masih ada kerjaan sedikit. Tapi, tadi saya sudah minta tolong sama Santi buat gantiin saya. Dan saya stand by di Kelurahan."
"Ooo ya udah kalo gitu. Terusin kerjaannya. Jangan suka melamun. Apalagi di Kelurahan kamu sendirian. Takutnya kesurupan kan gimana hahha."
"Hahha ia Bu. Maaf Inshaallah masih aman terkendali Bu. Hehe"
 "Oke lah. Silakan lanjutin kerja kamu. Nanti sampein ke Bapak, bahwa saya main ke sini."