Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Strategi Efektif Menyusun Bahan Ajar Pendidikan Pancasila yang Relevan untuk Gen-Z

5 Oktober 2025   21:27 Diperbarui: 5 Oktober 2025   21:27 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini, Pendidikan Pancasila sering terjebak pada paradigma mengajarkan nilai secara verbal. Guru menjelaskan makna sila-sila, siswa mendengarkan, mencatat, lalu diuji melalui soal pilihan ganda. Hasilnya: nilai-nilai Pancasila berhenti di kepala, tidak sampai ke hati dan tindakan.

Generasi Z menuntut paradigma baru: belajar dengan mengalami. Mereka perlu diberi ruang untuk menemukan sendiri makna nilai-nilai Pancasila melalui aktivitas yang relevan dan menyenangkan. Itulah mengapa kurikulum nasional menawarkan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), berbasis masalah (Problem Based Learning), dan berbasis refleksi nilai.

Dalam konteks ini, bahan ajar bukan hanya teks yang dibaca, melainkan "peta perjalanan" yang memandu siswa menelusuri nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata. Guru berperan sebagai fasilitator, bukan orator; sebagai pemandu refleksi, bukan sekadar penyampai informasi.

Strategi Penyusunan Bahan Ajar Pendidikan Pancasila untuk Gen Z

Menyusun bahan ajar atau buku teks Pendidikan Pancasila untuk Generasi Z memerlukan pendekatan sistematis yang berpijak pada tiga fondasi: karakter peserta didik, capaian pembelajaran kurikulum, dan konteks zaman digital. Berikut langkah-langkah strategisnya:

1. Analisis Capaian Pembelajaran dan 8 Dimensi Profil Lulusan

Langkah pertama adalah memahami arah Kurikulum Merdeka. Capaian Pembelajaran (CP) Pendidikan Pancasila menekankan pada penguatan karakter sesuai dengan 8 Dimensi Profil Lulusan yang telah ditetapkan oleh Kemendikdasmen:

  1. Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME:

Fokus pada pengembangan nilai-nilai spiritual, moral, dan etika.

Lulusan diharapkan memiliki keyakinan teguh, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama/spiritual dalam kehidupan sehari-hari, menjadi sumber etika dalam setiap tindakan.

  1. Kewargaan:
  • Fokus pada pembentukan rasa cinta tanah air dan tanggung jawab sosial.
  • Lulusan diharapkan menghargai keberagaman, menaati norma sosial, memiliki kepedulian terhadap lingkungan, dan berkomitmen untuk berkontribusi pada masyarakat.

  1. Penalaran Kritis:
  • Fokus pada kemampuan berpikir logis, analitis, dan reflektif.
  • Lulusan diharapkan mampu memahami, mengevaluasi, memilah informasi (anti-hoax), dan memprosesnya untuk menyelesaikan masalah secara efektif.
  1. Kreativitas:
  • Fokus pada kemampuan berpikir inovatif, fleksibel, dan orisinal.
  • Lulusan diharapkan mampu mengolah ide atau informasi untuk menciptakan solusi yang unik dan bermanfaat.

  1. Kolaborasi:
  • Fokus pada kemampuan bekerja sama secara efektif dalam tim (gotong royong).
  • Lulusan diharapkan mampu berbagi peran, tanggung jawab, dan mencapai tujuan bersama.

  1. Kemandirian:
  • Fokus pada tanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri.
  • Lulusan diharapkan mampu mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, dan menyelesaikan tugas secara tepat tanpa ketergantungan berlebihan.

  1. Kesehatan:
  • Fokus pada kesejahteraan fisik dan mental (well-being).
  • Lulusan diharapkan memiliki fisik yang prima, bugar, dan mampu menjaga keseimbangan kesehatan fisik dan mental.

  1. Komunikasi:
  • Fokus pada kemampuan menyampaikan ide dan berinteraksi secara efektif.
  • Lulusan diharapkan menguasai keterampilan komunikasi, baik verbal maupun nonverbal, untuk berinteraksi dan beradaptasi dalam berbagai situasi.

Bahan ajar harus menuntun siswa untuk menginternalisasi 8 dimensi profil lulusan ini, bukan hanya melalui hafalan, tetapi lewat pengalaman belajar yang bermakna. Misalnya, siswa tidak sekadar menghafal sila ketiga, "Persatuan Indonesia," tetapi mengalami praktik kolaborasi lintas budaya melalui proyek sekolah atau media sosial.

2. Menentukan Tema Kontekstual dan Aktual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun