Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menulis, Tradisi Baru Guru Penggerak

28 Maret 2023   22:35 Diperbarui: 29 Maret 2023   13:05 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MENULIS, TRADISI BARU GURU PENGGERAK

Oleh: IDRIS APANDI

(Asesor Program Guru Penggerak, Widyaprada Ahli Madya BBPMP Provinsi Jawa Barat)

 

Program Guru Penggerak (PGP) sebagai salah satu kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek sejak tahun 2019 bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 

Mengapa demikian? Karena pembelajaran yang bermutu akan berdampak terhadap hasil atau meningkatnya prestasi peserta didik. Masih rendahnya kemampuan literasi dan numerasi peserta didik menjadi hal yang harus diperbaiki oleh pemerintah. Guru merupakan ujung tombak dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan, harus dimulai dari peningkatan mutu gurunya terlebih dahulu. Implementasi kurikulum merdeka yang saat ini dijalan mendorong agar guru meningkatkan kompetensinya melalui PGP.

Pendaftar calon guru penggerak yang lolos seleksi akan mengikuti pendidikan selama 9 bulan yang kemudian diefektifkan menjadi 6 bulan. Selama proses pendidikan, para guru penggerak mempelajari berbagai modul yang pada intinya disamping untuk meningkatkan kompetensinya, juga untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan kepada peserta didik. Mengapa mutu layanan pendidikan kepada peserta didik harus ditingkatkan? Karena pembelajaran harus berpusat kepada peserta didik (student centre). Tujuan pembelajaran paradigma baru adalah 3M, yaitu, Murid, Murid, dan Murid.

Dalam pandangan saya, ada satu hal yang menarik dalam PGP ini. Apakah itu? Yaitu setiap peserta PGP diwajibkan untuk menulis, diantaranya menulis jurnal refleksi sebagai sarana untuk menuliskan hal-hal penting yang menjadi ekspresi pemahaman materi, curahan pengalaman, dan kesan yang dirasakan setelah mengikuti satu materi tertentu.  Hal tersebut bisa menjadi sarana bagi peserta PGP untuk meningkatkan kemampuan menulis.

Sebenarnya, harapan sekaligus kewajiban harus bisa menulis sudah ada sejak sekian tahun yang lalu, khususnya setelah adanya syarat menulis karya ilmiah untuk kenaikan pangkat guru. Setelah itu, geliat kegiatan guru dalam menulis pun semakin semarak. Dan setelah munculnya program gerakan literasi tahun 2016, kegiatan pelatihan menulis bagi guru semakin meningkat. Misalnya, ada program pelatihan satu guru satu buku atau satu buku satu guru yang tujuannya meningkatkan minat dan produktivitas guru dalam menulis.

Kegiatan PGP yang diantaranya diisi dengan menulis rencana kegiatan, menulis pengalaman, dan refleksi pascakegiatan, semakin menguatkan semangat menulis bagi guru. Dalam prosesnya tentu beraneka ragam. Ada yang lancar, kurang lancar, atau bahkan tergopoh-gopoh karena belum terbiasa dan belum mampu menulis dengan baik dan lancar. 

Tidak apa-apa. Nikmati saja prosesnya. Mengapa demikian? Karena dengan mengikuti proses dengan baik, maka saat menggapai puncak prestasi akan menjadi sebuah hal yang sangat membanggakan. Kita bisa mengapresiasi keberhasilan kita sendiri, karena kita tahu bagaimana pahit getirnya sebuah proses mencapai kesuksesan.

Guru penggerak diharapkan bisa menjadi role model, pembaharu, transformator, dan lokomotif perubahan pembelajaran paradigma baru yang berpihak kepada peserta didik. Dengan kata lain, guru penggerak diharapkan menjadi pengungkit peningkatan mutu pendidikan. Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah mengatur bahwa salah satu syarat guru diangkat menjadi kepala sekolah adalah harus lulus PGP. Selain itu, lulusan PGP pun diproyeksikan untuk diangkat menjadi pengawas sambil menunggu regulasi yang mengaturnya.

Harapan begitu besar ditujukan kepada lulusan PGP. Hal tersebut tentunya harus dijawab melalui kompetensi dan performa yang meyakinkan di lapangan. Mereka harus mampu membuktikan bahwa mereka layak lulus PGP dan layak diangkat pada jabatan kepala sekolah atau pengawas.

Menulis perlu menjadi tradisi baru bagi guru penggerak. Semangat menulis yang terus diasah dan digelorakan secara konsisten di komunitas guru penggerak diharapkan ditularkan kepada guru-guru lainnya. Hal ini bisa menjadi salah satu indikator bahwa guru penggerak turut berpartisipasi dalam transformasi pendidikan. Lulusan PGP bisa melakukan coaching dan bimbingan menulis kepada guru-guru yang belum mampu menulis dengan baik.

Kemampuan menulis dapat menjadi nilai tambah bagi seorang guru penggerak. Melalui tulisan, guru penggerak bisa berbagi pengalaman, refleksi, dan inspirasi kepada orang lain. Melalui tulisan, guru penggerak dapat menginformasikan dan menyebarluaskan gagasan-gagasannya kepada para pembaca. Tidak mustahil, melalui tulisan-tulisannya, Namanya pun akan semakin dikenal, minimal oleh sesama guru dan pemangku kepentingan lainnya. Dan hal tersebut bisa menjadi jalan baginya untuk meningkatkan karier.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun